Lima Cara Melatih Keimanan Anak

Rasulullah SAW mencontohkan berbagai cara melatih keimanan, baik dengan cara doa dan dzikir, memberikan nasihat atau aktivitas ibadah.-Foto: net-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - BANYAK umat Islam yang masih latah (terhadap embel-embel maju) dan belum bisa membedakan manakah ilmu pengetahuan dan teknologi yang boleh diambil darimanapun bahkan datang dari luar Islam sekalipun.

Dan manakah sekumpulan pemahaman tentang kehidupan baik itu hubungannya dengan Allah, alam dan sesama baik dibidang ekonomi, politik dan pendidikan. Rasulullah ﷺ bersabda tentang pendidikan sebagai berikut :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: “إِنَّمَا بُعِثْتُ مُعَلِّمًا”

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Sesungguhnya aku diutus sebagai seorang pengajar.‘” (HR. Ibn Majah)

Umat Islam yang membaca dan memahami hadits ini maka akan faham bahwa dalam seluk-beluk pendidikan Rasulullah adalah seorang guru yang telah mencontohkan tujuan menuntut ilmu, hukumnya, kurikulum, metode mengajar dll.

Baca Juga: MK Buka Peluang Anies Maju Pilgub DKI, tetapi Dipupus DPR?

Nah, untuk melatih keimanan anak, kami tuliskan beberapa langkah praktis dapat diambil, dan Rasulullah ﷺ telah memberikan contoh melalui berbagai tindakan dan nasihat beliau.

Berikut adalah penjelasan masing-masing poin beserta dalilnya:

1. Memaknai Setiap Kejadian dan Dihubungkan dengan Iman

Rasulullah ﷺ sering kali mengaitkan kejadian sehari-hari dengan pelajaran iman. Salah satu contoh adalah ketika beliau melihat matahari atau bulan gerhana.

Beliau mengajarkan bahwa hal tersebut adalah tanda-tanda kekuasaan Allah.

“إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَصَلُّوا”

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Gerhana tidak terjadi karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat keduanya (gerhana), maka shalatlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Mengajari Anak-anak Doa-doa Perlindungan, Dzikir Pagi dan Petang Beserta Artinya agar Keimanan Anak Bertambah

Rasulullah ﷺ sangat menganjurkan untuk membaca dzikir dan doa-doa perlindungan, terutama dzikir pagi dan petang, sebagai bentuk penjagaan diri dan peningkatan keimanan.

“مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي: بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ”

“Barangsiapa yang mengucapkan di waktu pagi dan petang: ‘Dengan nama Allah yang dengan namanya tidak ada sesuatu pun di bumi dan di langit yang dapat membahayakan, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,’ tiga kali, maka tidak ada sesuatu pun yang dapat membahayakannya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)

3. Nasehat Iman di Meja Makan

Rasulullah ﷺ sering memberikan nasihat tentang keimanan di berbagai kesempatan, termasuk saat makan. Beliau mengajarkan adab makan yang dihubungkan dengan keimanan dan rasa syukur kepada Allah. Seperti dua hadits di bawah ini.

“يَا غُلَامُ، سَمِّ اللَّهَ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ”

“Wahai anak muda, sebutlah nama Allah (sebelum makan), makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari apa yang ada di dekatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الأَكْلَةَ، فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا، أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ، فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا”

“Sesungguhnya Allah ridha kepada seorang hamba yang memuji-Nya ketika dia makan sesuatu dan memuji-Nya ketika dia minum sesuatu.” (HR. Muslim)

4. Memaknai Aktivitas Harian dengan Keimanan

Rasulullah ﷺ selalu mengaitkan aktivitas sehari-hari dengan ibadah dan keimanan. Beliau mengajarkan bahwa setiap tindakan seorang Muslim dapat menjadi ibadah jika diniatkan dengan benar.

“إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى”

“Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ قَالَ: “بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا” وَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ: “الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ”

Dari Hudzaifah berkata: “Nabi ﷺ apabila hendak tidur, beliau membaca: ‘Dengan nama-Mu ya Allah aku mati dan hidup,’ dan ketika beliau bangun, beliau membaca: ‘Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nyalah kebangkitan.'” (HR. Bukhari)

5. Berkisah

Rasulullah ﷺ sering menggunakan kisah-kisah sebagai metode pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai keimanan. Beliau menceritakan kisah-kisah para nabi dan umat terdahulu sebagai pelajaran iman.

عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: “إِنَّ رَجُلًا فِي مَن كَانَ قَبْلَكُمْ خَرَجَ فِي حُلَّةٍ لَهُ يَخْتَالُ فِيهَا فَأَمَرَ اللَّهُ الْأَرْضَ فَأَخَذَتْهُ فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ فِيهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ”.

Dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: “Sesungguhnya ada seorang lelaki dari kalangan umat sebelum kalian, yang keluar dengan mengenakan pakaian kebesarannya dengan rasa sombong, lalu Allah memerintahkan bumi untuk menelannya, maka dia terus terbenam di dalamnya hingga hari kiamat.” (HR. Bukhari)

Kesimpulan

Rasulullah ﷺ telah mencontohkan berbagai cara untuk menggemburkan keimanan, baik dengan memaknai kejadian sehari-hari, mengajarkan doa dan dzikir, memberikan nasihat di waktu-waktu tertentu, memaknai aktivitas dengan niat ibadah, serta melalui berkisah.

Setiap tindakan ini berakar pada Sunnah dan merupakan metode yang efektif untuk menanamkan dan menguatkan iman dan amal shaleh pada anak-anak. (net)

Tag
Share