Survei IJF Ungkap Kekerasan terhadap Anak Disabilitas Masih Tinggi

Sabtu 16 Aug 2025 - 22:40 WIB

JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Sebanyak 9 dari 10 orang dekat anak disabilitas menyatakan pernah menyaksikan kekerasan terhadap anak dengan disabilitas. Temuan survei itu disampaikan dalam peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 yang digagas Indonesia Joining Forces (IJF), sebuah konsorsium beranggotakan 6 organisasi yang berfokus kepada anak.

"Hal ini menegaskan, bahwa kekerasan pada anak dengan disabilitas masih tinggi," kata Ketua Komite IJF periode 2024-2025 dan juga Direktur Nasional Wahana Visi Indonesia, Angelina Theodora, dalam “Temu Anak Indonesia 2025: Inklusif, Penuh Makna, dan Riang Gembira”, dikutip Sabtu (16/8). 

 Lebih dari 80 anak dari berbagai wilayah Indonesia, termasuk anak dengan penyandang disabilitas dan perwakilan dari Forum Anak Indonesia, komunitas disabilitas serta sekolah luar biasa (SLB) hadir dalam acara ini. 

Selain itu juga ChildFund International di Indonesia, Plan Indonesia, Save the Children Indonesia, SOS Children’s Villages, Terre des Hommes Germany yang terafiliasi Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak serta Wahana Visi Indonesia, serta para pemangku kepentingan.

BACA JUGA:Kakorlantas: 9.035 Personel Gabungan Dikerahkan Untuk Amankan HUT RI

"Kami mendorong Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mempromosikan upaya menghentikan kekerasan pada anak,” tegasnya. 

Hasil kajian juga menyebutkan bahwa kekerasan dalam bentuk verbal dan psikis/emosi adalah bentuk kekerasan yang paling banyak dialami oleh anak dengan disabilitas. Sementara, 3 dari 10 anak dengan disabilitas menyatakan pernah mengalami bahaya atau kekerasan.

Asisten Deputi Perlindungan Anak Kondisi Khusus KPPPA, Susanti mengatakan, setiap anak, termasuk anak penyandang disabilitas. 

"Kasus kekerasan terhadap anak merupakan fenomena gunung es sehingga menjadi pekerjaan rumah bersama untuk memastikan perlindungan mereka," ujarnya.

Ajang ini juga menjadi wadah diseminasi hasil konsultasi anak terhadap upaya pencegahan kekerasan di tingkat ASEAN dan global, termasuk pesan yang dibawa anak Indonesia pada pertemuan Ministerial Meeting di Bogotá 2025. 

“Kami mengakomodasi pendapat anak ke dalam dokumen rencana aksi regional untuk penghapusan kekerasan terhadap anak,” kata Perwakilan ASEAN Commission on the Protection of the Rights of Women and Children (ACWC), Yanti Kusumawardhani. 

 

Kategori :