RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Toyota, salah satu merek otomotif terbesar di Indonesia, dikenal karena produk-produknya yang hampir selalu laris di pasar, seperti Avanza, Agya, hingga Fortuner.
Namun, tidak semua mobil Toyota bernasib mujur. Salah satu contoh kegagalan tersebut adalah Toyota Etios Valco, city car murah yang resmi diluncurkan di Indonesia pada 2013.
Etios Valco sejatinya hadir sebagai mobil murah non-LCGC yang sempat mencetak penjualan cukup tinggi di tahun perdananya.
Data wholesales mencatat, mobil ini terjual sebanyak 12.747 unit pada 2013, bahkan mengungguli Honda Brio dan beberapa pesaing lainnya.
BACA JUGA:Mengubah iPad Menjadi Dashboard Canggih untuk Mobil
Namun, keberhasilan ini tidak bertahan lama. Pada tahun-tahun berikutnya, penjualannya terus menurun drastis.
Pada 2015, hanya terjual 5.633 unit, dan pada 2017, angka itu anjlok menjadi 665 unit saja.
Lantas, mengapa mobil yang awalnya cukup laku ini justru gagal bertahan? Salah satu penyebab utamanya adalah kehadiran mobil-mobil LCGC (Low Cost Green Car) seperti Agya dan Brio yang menawarkan harga lebih murah dengan fitur yang lebih menarik.
Selain itu, desain Etios Valco yang terlalu “India-sentris” dianggap kurang cocok dengan selera konsumen Indonesia.
BACA JUGA:Ini Spesifikasi dan Harga Hyundai Venue, Mobil Terbaru 2025
Fiturnya minim, interior sederhana, dan kualitas peredam kabinnya kurang baik. Ditambah lagi, Toyota nyaris tidak melakukan kampanye pemasaran apapun untuk mendongkrak citra mobil ini.
Yang paling mencolok adalah sikap “cuek” Toyota terhadap Etios Valco.
Mobil ini tidak diiklankan secara masif, jarang ditawarkan oleh dealer, dan tidak diberikan sentuhan strategi marketing yang biasanya bisa menutupi kekurangan produk.
BACA JUGA:Misteri Keberadaan ESEMKA? Mobil Tak Laku, Tapi Tidak Bangkrut
Akibatnya, Etios Valco menjadi produk yang tidak punya daya tarik kuat di mata konsumen.