Waspadai Risiko Mengubah Foto Jadi Kartun AI: Ancaman Keamanan Data Pribadi

Rabu 16 Apr 2025 - 15:46 WIB
Reporter : Carles Jaya
Editor : Reni Apriani

koranradarlebong.com- Mengubah foto menjadi kartun dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI) tengah menjadi tren populer, terutama di momen spesial seperti Lebaran 2025.

Banyak pengguna media sosial berlomba-lomba membagikan potret kebersamaan dengan keluarga yang telah diubah menjadi kartun ala Studio Ghibli.

Tampilan visual yang menggemaskan membuat tren ini viral, namun di balik itu semua, ada ancaman serius terkait privasi dan keamanan data yang patut diwaspadai.

Penggunaan situs berbasis AI untuk mengubah foto memang terlihat menyenangkan, tetapi tidak sedikit pengguna yang abai terhadap risiko tersembunyi.

BACA JUGA:Dampak Alkohol terhadap Tubuh: Kenali Risiko dan Bahaya Konsumsinya

Menurut perusahaan keamanan siber Kaspersky, praktik ini dapat membuka celah bagi kebocoran data pribadi, penyalahgunaan akun, hingga pencurian identitas digital.

Bahaya Tersembunyi dari Tren Foto Kartun AI

Vladislav Tushkanov, Group Manager di Kaspersky AI Technology Research Center, menegaskan bahwa menggunakan layanan AI, termasuk chatbot atau situs pengubah foto, memiliki risiko yang sama seperti layanan daring lainnya.

Meski sejumlah perusahaan AI besar mengklaim telah mengimplementasikan sistem perlindungan data yang kuat, hal tersebut bukanlah jaminan mutlak.

BACA JUGA:Resep Minuman Kolagen Anti Keriput Yang Mudah Dibuat di Rumah

Beberapa kelemahan teknis, kelalaian sistem, hingga peretasan dapat menyebabkan informasi sensitif bocor ke publik.

Bahkan, Tushkanov mengungkapkan bahwa tim intelijen siber Kaspersky menemukan banyak akun pengguna layanan AI yang diperjualbelikan di darkweb.

Akun-akun tersebut bisa menyimpan riwayat percakapan pribadi, foto, hingga informasi lain yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan digital.

Foto Pribadi sebagai Target Kejahatan Siber

Potret wajah atau selfie termasuk jenis data pribadi yang tergolong sensitif. Foto semacam ini dapat digunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk menyamar sebagai korban di media sosial, menjalankan skema penipuan identitas, atau bahkan merekayasa manipulasi digital seperti deepfake.

Kategori :