Virus Flu Dalam Susu Mentah Patut Diwaspadai, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan

Rabu 12 Feb 2025 - 10:49 WIB
Reporter : Miya Diosi
Editor : Miya Diosi

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Sebuah studi baru oleh Universitas Stanford menemukan bahwa susu mentah, yang dipasarkan sebagai alternatif alami dan sehat untuk produk susu yang dipasteurisasi, mungkin mengandung bahaya tersembunyi.

Penelitian tersebut menemukan bahwa virus influenza atau flu dapat tetap menular dalam susu mentah yang didinginkan hingga lima hari.

Hal ini terjadi pada saat wabah flu burung pada sapi perah telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi pandemi baru.

Badan Pengawas Obat dan Makanan telah mengaitkan susu mentah dengan lebih dari 200 wabah penyakit, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit memperingatkan bahwa kuman seperti E.

BACA JUGA:Manfaat, Efek Samping, dan Cara Mengolah Rumput Laut untuk Kesehatan

coli dan Salmonella dalam susu mentah menimbulkan risiko kesehatan yang "serius", terutama bagi anak-anak, orang tua, wanita hamil, dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah.

Para peneliti meneliti persistensi strain virus influenza manusia dalam susu sapi mentah pada suhu pendinginan yang umum.

Virus flu, yang disebut H1N1 PR8, bertahan hidup dan tetap menular dalam susu hingga lima hari.

Bertahannya virus influenza menular dalam susu mentah selama berhari-hari menimbulkan kekhawatiran tentang jalur penularan potensial, karena virus tersebut dapat mencemari permukaan dan bahan lingkungan lainnya dalam fasilitas peternakan sapi perah, yang menimbulkan risiko bagi hewan dan manusia.

Para peneliti juga menemukan bahwa RNA virus flu - molekul yang membawa informasi genetik tetapi tidak dianggap sebagai risiko kesehatan - tetap terdeteksi dalam susu mentah setidaknya selama 57 hari.

Pasteurisasi sepenuhnya menghancurkan influenza menular dalam susu dan mengurangi jumlah RNA virus hampir 90%, tetapi tidak menghilangkan RNA sepenuhnya.

Meskipun paparan RNA virus influenza tidak menimbulkan risiko kesehatan, metode pengujian berbasis RNA sering digunakan untuk melakukan pengawasan lingkungan terhadap patogen seperti influenza.

Temuan penelitian ini menggarisbawahi pentingnya meningkatkan sistem pemantauan, terutama karena flu burung terus menyebar di antara ternak.

Studi ini melengkapi penelitian sebelumnya yang melibatkan beberapa peneliti yang sama yang memelopori penggunaan air limbah untuk mendeteksi flu burung, yang mengungkapkan limbah susu komersial dan industri sebagai sumber utama.

 

Kategori :