Kurikulum Merdeka menerapkan empat pendekatan utama dalam pembelajaran untuk mencapai profil pelajar Pancasila, yaitu:
1. Budaya Sekolah
Budaya sekolah dalam Kurikulum Merdeka berfungsi sebagai sarana pembentukan karakter yang didukung dengan atmosfer yang positif dan berkelanjutan di sekolah.
2. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler tetap diterapkan, mirip dengan kurikulum sebelumnya, sebagai wadah bagi siswa untuk mengembangkan minat dan bakat di luar kegiatan akademis.
3. Intrakurikuler
Pembelajaran intrakurikuler dalam Kurikulum Merdeka dialokasikan sebanyak 70-80% dari total waktu pembelajaran dan tetap berbasis pada capaian pembelajaran, dengan bentuk naratif atau paragraf yang menjabarkan kompetensi yang harus dicapai.
4. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
Proyek ini diberikan porsi khusus, yaitu 20-30% dari waktu pembelajaran, dengan basis tema yang sudah disediakan oleh pemerintah, seperti tema kewirausahaan, keberlanjutan hidup, demokrasi, dan teknologi.
Proyek ini tidak berorientasi pada capaian pembelajaran akademik melainkan pada pengembangan karakter sesuai tema yang dipilih.
Struktur Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka mensyaratkan pembuatan perangkat ajar yang disederhanakan dibandingkan kurikulum sebelumnya, dengan fokus pada:
1. Alur dan Tujuan Pembelajaran (ATP)
ATP berfungsi sebagai pedoman alur penyampaian materi berdasarkan capaian pembelajaran yang terperinci menjadi tujuan-tujuan pembelajaran berurutan. Proses ini membantu guru mengarahkan materi sesuai dengan prioritas yang telah ditetapkan.
2. Modul Ajar
Modul ajar, yang dahulu dikenal sebagai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyajikan langkah-langkah pembelajaran yang komprehensif. Minimal, modul ajar mencakup tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran, dan asesmen.