"Pada awal Agustus lalu, kita menerima insentif dari Kementerian Keuangan berkat sinergi antara bupati dan wali kota se-Bengkulu dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem, stunting, serta realisasi anggaran," tambah Gubernur Rohidin dilansir dari harianrakyatbengkulu.bacakoran.co
Pemprov Bengkulu terus berkomitmen mengendalikan inflasi dengan fokus pada sektor pertanian.
Salah satu langkah penting yang diambil adalah menekan alih fungsi lahan sawah dan mengoptimalkan sistem irigasi yang masih belum maksimal.
"Tadi kita membahas beberapa hal prinsip terkait pengendalian inflasi, seperti alih fungsi
lahan, optimalisasi irigasi, pengelolaan teknis sawah, serta pemanfaatan hasil panen. Semua
ini mempengaruhi ketersediaan beras di daerah kita," jelas Gubernur Rohidin.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Wahyu Yuwana, juga menekankan pentingnya kerja sama
dari semua pihak untuk menurunkan angka inflasi.
"Penurunan inflasi harus dilakukan secara gotong royong, dengan kerja sama yang baik dari seluruh elemen. Melalui langkah-langkah pengendalian yang sudah diambil oleh Pemecapai," pungkas Wahyu.
Pemprov Bengkulu membuktikan bahwa kolaborasi yang kuat antara pemerintah daerah dan instansi
terkait mampu membawa dampak signifikan, tidak hanya dalam pengendalian inflasi, tetapi juga dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.