PDIP Pilih Bikin Acara Kumpul dengan Pemulung, Daripada Sibuk Bermanuver Sambut Pilkada 2024

Sabtu 10 Aug 2024 - 23:10 WIB

JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - PDI Perjuangan di Sekolah Partai, Jakarta Selatan, Sabtu (10/8), menggelar acara kumpul bersama dengan aktivis lingkungan hidup, dan para pemulung menyambut Hari Konservasi Alam Nasional.

PDI Perjuangan lebih memilih membuat acara bersama pemulung, ketika partai lain bermanuver dalam menentukan paslon pada pilkada serentak 2024.

Para kader PDI Perjuangan tampak berbaur dengan aktivis lingkungan hidup dan pemulung dalam acara tersebut. 

Sebanyak 300 orang pemulung dan petugas kebersihan mengikuti acara yang diorganisasikan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kehutanan dan Lingkungan MY Esti Wijayanti.

BACA JUGA:Respons Sarwendah Ditanya Soal Gugatan Cerai Ruben Onsu

Menurut Esti, kegiatan kumpul bersama menjadi bentuk apresiasi dan penghormatan terhadap profesi kebersihan, termasuk para pemulung. Para pemilih dan petugas kebersihan, kata Esti, pada prinsipnya pihak yang ikut menjaga kebersihan wilayah. 

"Bapak dan Ibu kami anggap sebagai orang yang sangat berjasa untuk kebersihan dan melindungi bumi ini," ujarnya dalam sambutan di tengah acara, Sabtu.

Menurut Esti, penghormatan terhadap para petugas kebersihan bisa memunculkan semangat merawat bumi dan hal demikian bisa menular ke seluruh anak bangsa.

"Bapak dan Ibu sudah berjuang untuk itu. Bapak dan Ibu juga akan menyadarkan kami semua soal ini,” lanjutnya.  

BACA JUGA:Nasib Anies di Pilkada Jakarta setelah PKS Mau Berpaling

Pada kesempatan itu, Esti berdialog dengan para pemulung tentang perlunya asosiasi bagi pihak yang sering disebut pemungut sampah tersebut.

Esti mengatakan PDI Perjuangan berpeluang memberikan bantuan pelatihan kepada para pemulung, dan petugas kebersihan dalam membentuk organisasi.

"Nanti kami bantu temen-temen dari PDI Perjuangan DKI Jakarta untuk memastikan agar asosiasi pemulung diberikan fasilitas pelatihan," kata Esti.

Acara kumpul bersama politikus PDI Perjuangan dengan pemulung dan aktivis lingkungan itu dihadiri pemusik lokal.

Mereka dalam beberapa kesempatan sempat memainkan lagu bernuansa kritik sosial seperti Lestari Desaku Lestari Alamku, Rumah Kita, hingga Bento.

Kategori :