Unilever Indonesia Angkat Bicara Soal Es Krim Magnum Almond yang Diduga Mengandung Plastik & Logam
Unilever Indonesia Angkat Bicara Soal Es Krim Magnum Almond yang Diduga Mengandung Plastik & Logam -foto :tangkapan layar/youtube-
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Pasca mencuatnya penarikan pangsa pasar Inggris dan Irlandia terkait es krim magnum almond yang dikhawatirkan akan kandungan palstik dan logam.
PT Unilever Indonesia Tbk angkat bicara.
Dilansir dari sumber terpercaya, Marketing Lead Magnum Indonesia Aliqa Sendialaras mengatakan, pihaknya
memastikan keamana produk menjadi prioritas perusahaa sehingga penarikan sejumlah produk di kedua negara tersebut merupakan langkah pencegahan.
BACA JUGA:Es Krim Magnum Almond Ditarik di Inggris dan Irlandia, Indonesia Bagaimana?
" Terkait pemberitaan seputar penarikan produk magnum di Inggris dan Irlandia baru baru ini, dapat dipastikan bahwa langkah tersebut merupakan aksi pencegahan hanya untuk prudk yang diproduksi di Inggris dan Irlandia dan dalam jumlah terbatas," kata Aliqa dilansir dari bisnis.com selasa (23/4/2024)
Lanjut dia memastikan, jika produk Magnum yang dijual di Indonesia diproduksi dengan standar tertinggi dan mematuhi undang-undang yang berlaku.
Unilver juga memastikan produknya telah dilengkapi seluruh izin lembaga terkait baik itu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
" Kami tegaskan bahwa semua produk Magnum yang dijual dan didistrubusikan secara resmi di Indonesia tidak diproduksi di Inggris dan Irlandia sehingga untuk di Indonesia aman untuk dikonsumsi,"terangnya.
BACA JUGA:Tak Hanya untuk Gaya, 5 Rekomendasi Kacamata Hitam untuk Lindungi Mata
Mencuatnya, dugaan kandungan plastik dan logam dalam es krim Magnum Almond terjadi di pasar Inggris dan Irlandia.
Lembaga FSA menyebut produk stik es krim Magnum yang dijual di Inngris dan Irlandia berukuran 3x1 ML.
Produk ini memiliki kode batch tertentu, yaitu L3338, L3339, L3340, L3341, dan L3342, dengan tanggal kedaluwarsa Desember 2025. Kode batch ini tertera di sisi kotak produk es krim Magnum.
" Produk ini mungkin mengandung potongan plastik dan logam sehingga tidak aman untuk dimakan," demikian keterangan FSA melalui situs resminya.