Kejari Bengkalis Usut Dugaan Korupsi Tambak Udang yang Merusak Lingkungan

Kepala Kejari Bengkalis, Sri Odit Megonondo,-foto :jpnn.com-

BENGKALIS.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Kejaksaan Negeri (Kejari) Bengkalis saat ini sedang menangani kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tambak udang yang beroperasi di kawasan hutan.

Kasus ini diperkirakan menimbulkan kerugian negara yang cukup besar.

Penyidikan dilakukan oleh Tim Seksi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Bengkalis, yang merupakan Aparat Penegak Hukum (APH) pertama di Indonesia yang menangani kasus korupsi di sektor perikanan, khususnya terkait tambak udang.

Menurut Kepala Kejari Bengkalis, Sri Odit Megonondo, perkara ini telah resmi dinaikkan ke tahap penyidikan.

BACA JUGA:Ribuan Massa Geruduk Mahkamah Agung, Tolak Pencalonan Sunarto Jadi Ketua MA

“Benar, dugaan korupsi tambak udang sudah masuk tahap penyidikan,” ujar Odit Senin (14/10) dilansir dari jpnn.com.

Kasi Intelijen, Resky Pradhana Romli menjelaskan pada penyidikan Tim Jaksa sedang mengumpulkan bukti-bukti untuk memperkuat dugaan adanya tindak pidana serta menentukan pihak-pihak yang bertanggung jawab.

Beberapa saksi telah dipanggil untuk diperiksa, dan penyidik telah melakukan pemeriksaan lapangan di beberapa lokasi tambak udang.

Dalam inspeksi tersebut, ditemukan pelanggaran serius, termasuk penebangan hutan bakau di kawasan pantai tanpa izin yang sah.

BACA JUGA:Harga Emas Antam Akhir Pekan Tembus Rp 1.495.000 Per Gram, Kalau Jual Laku Segini

Selain itu, pengelolaan limbah dari tambak udang tersebut diduga tidak dilakukan sesuai standar, sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan yang mengancam ekosistem laut.

“Jadi, limbah dari tambak udang yang terletak di pesisir laut berpotensi menurunkan kualitas air dan merusak habitat biota laut, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat setempat yang bergantung pada sumber daya laut,” jelasnya.

Sejauh ini, nilai kerugian negara akibat kegiatan ini masih dalam proses perhitungan oleh tim auditor eksternal.

Namun, menurut Resky, angka kerugian diperkirakan cukup signifikan.

Tag
Share