Pengkhianatan G30S/PKI: Film Paling Banyak Ditonton yang Dianggap Alat Cuci Otak Anak Indonesia

Pengkhianatan G30S/PKI: Film Paling Banyak Ditonton yang Dianggap Alat Cuci Otak Anak Indonesia-foto :jpnn.com-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO- Film Pengkhianatan G30S/PKI selalu menjadi perbincangan setiap penghujung September. 

Pada dasawarsa terakhir masa kekuasaan Orde Baru, film yang disutradarai sineas Arifin C Noer itu merupakan tontonan wajib setiap 30 September. 

Buku ‘Krisis dan Paradoks Film Indonesia’ yang ditulis Garin Nugroho & Dyanda S. Herlina mendedahkan kebijakan politik represif pemerintahan Orde Baru sangat memengaruhi berbagai sektor kehidupan, termasuk perfilman nasional.

"Kekuatan kepemimpinan Soeharto dibangun atas dasar penciptaan musuh bersama, yakni antikomunis dan antiradikalisme agama," demikian tulisan dalam buku keluaran Penerbit Buku Kompas itu dilansir dari jpnn.com.

BACA JUGA:Pengibaran Bendera Setengah Tiang pada 30 September 2024

Pada masa Orde Baru, terdapat sejumlah film pesanan penguasa saat itu. 

Film bertema antikomunis pada masa kekuasaan Soeharto, antara lain, Pengkhianatan G30S/PKI, Djakarta 1966, dan Operasi Trisula: Penumpasan Sisa-Sisa PKI di Blitar Selatan. 

Namun, Garin dan Dyna mencatat film antikomunisme paling kontroversial ialah Pengkhianatan G30S/PKI. 

Dokudrama berisi tafsir penguasa Orba atas peristiwa 30 September 1965 itu diproduksi oleh Pusat Produksi Flm Negara (PPFN).

Menurut Garin dan Dyna, film kolosal berdurasi 4,5 jam tersebut berisi banyak kekerasan dan pidato politik. 

"Film Pengkhianatan G30S/PKI diputar setiap tahun pada 30 September malam di televisi nasional dan wajib ditonton oleh seluruh murid sekolah.” 

Buku ‘Krisis dan Paradoks Film Indonesia’ juga menyinggung tentang pemutaran Pengkhianatan G30S/PKI di televisi nasional yang menjadi malam menakutkan bagi anak-anak yang dipaksa menonton. “….”malam horor” bagi anak-anak karena mereka diharuskan menonton film yang penuh dengan kekerasan ini,” tutur Garin dan Dyna dalam buku yang edisi pertamanya dirilis pada Mei 2015 itu. 

"Kewajiban itu adalah upaya Soeharto “mencuci otak” anak-anak Indonesia tentang komunisme,” imbuh Garin dan Dyna.

 Adapun Krishna Sen dan David T. Hill dalam Media, Culture, and Politics in Indonesia mencatat film G30S/PKI menjadi tayangan wajib bagi anak-anak dan pegawai negeri pada periode pertengahan 1980-an hingga 1997. 

Tag
Share