Impostor Syndrome: Tantangan Psikologis yang Menghambat Kinerja dan Produktivitas Organisasi
Lalu bagaimana cara mengatasi masalah yang dihadapi oleh impostor syndrome. Ada beberapa saran yangdapat dikuti yakni:
1. Ketahuilah anda tidak sendiri
Suatu ketika, Anda merasa meragukan kemampuan Anda, ingatkan bahwa itu normal. Hampir semua orang mungkin pernah mengalaminya. Hal ini mungkin bisa dirasakan oleh orang-orang yang bekerja di bidang yang terkait dengan teknologi. Dan teknologi itu sendiri pada zaman sekarang berubah begitu cepat sehingga perlu untuk terus belajar. Pikiran seperti ini tentunya tidak hanya dirasakan oleh Anda sendiri karena yang lain juga berada pada situasi yang sama.
2. Selalu Terbuka untuk menerima bantuan dari orang lain
Beberapa orang dengan impostor syndrome cenderung sulit menerima bantuan dari orang lain, sering kali mereka percaya bahwa mereka harus mandiri sepenuhnya. Hal ini seharusnya tidak terjadi karena kolaborasi adalah salah satu kunci kesuksesan. Jika merasa ragu dengan kinerja Anda di tempat kerja, mintalah tips atau bimbingan dari rekan kerja atau atasan sebagai mentor.
3. Temukan peluang pada diri Anda
Impostor Syndrome memicu meningkatkan ketakutan dan kekhawatiran, akan tetapi bukan berarti hal tersebut tidak beralasan. Jika terobsesi dengan kesenjangan dalam pengetahuan atau keterampilan yang belum dipelajari, maka dapat dilakukan dengan perbaikan, terus meningkatkan kompetensi.
4. Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain
Kesuksesan orang lain bukanlah kegagalan Anda. Daripada membuang-buang waktu dan energi untuk membandingkan diri Anda dengan orang lain, lebih baik fokuslah pada kekuatan Anda dan manfaatkan kekuatan tersebut.
5. Terima kegagalan sebagai pilihan
Seringkali kita merasa tak berdaya oleh rasa takut akan kegagalan. Ejekan dan rasa malu yang terbayang dapat menghambat ambisi kita bahkan sebelum ambisi itu terwujud. Berbagai macam peluang yang kita lewatkan begitu saja karena kita terlalu khawatir dengan skenario terburuk. Dan bagian terburuknya adalah kegagalan tidaklah seburuk yang kita pikirkan.
Semoga dengan tulisan ini sedikit banyak dapat merubah cara pandang kita terhadap masalah. Kalau kita mencoba, itu sama artinya bila kita diposisi sama dengan jika kita tidak mencoba.
Setidak-tidaknya saya sudah mencoba, dan kemungkinan berhasil itu ada. Daripada tidak mencoba sama sekali. (Ferry Bailovan, S.E - Statistisi Muda Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebong)