Orang RI Diramal Makin Banyak yang Nabung, Begini Datanya

Ilustrasi tabungan emas.-Foto: net-

Ekspektasi terhadap kinerja perbankan pada kuartal I 2024 juga optimis dengan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) sebesar 68.

Optimisme kinerja perbankan didorong oleh ekspektasi bahwa sisi funding(DPK) akan tetap mampu menyokong meningkatnya penyaluran kredit yang berdampak pada peningkatan laba dan modal perbankan.

Optimisme kenaikan pertumbuhan kredit pada kuartal I 2024 didorong ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik yang masih cukup baik, meningkatnya konsumsi pada bulan Ramadhan,event penyelenggaraan Pemilu 2024, dan masih terjaganya daya beli masyarakat.

Dari sisi penghimpunan dana, responden memperkirakan bahwa pada kuartal I 2024, DPK juga akan tumbuh meningkat sejalan dengan kegiatan ekonomi yang semakin membaik, usaha bank memperoleh sumber dana untuk mendukung pertumbuhan kredit, dan adanya dana pemerintah yang masuk pada bank daerah.

Pada SBPO, OJK juga menghimpun informasi terkait outlook ekonomi global dan Indonesia Tahun 2024 di mana ekonomi global pada tahun 2024 diperkirakan melambat seiring dengan ketidakpastian global akibat konflik geopolitik Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina yang berdampak pada kenaikan harga energi dan pangan.

Selain itu, perlambatan ekonomi Tiongkok juga menyebabkan harga komoditas terus melandai. Selanjutnya, potensi inflasi global yang masih relatif tinggi dapat menyebabkan The Fed untuk tidak lekas memangkas suku bunga namun cenderung untuk menurunkan secara bertahap.

Di tengah risiko perlambatan ekonomi global, ekonomi Indonesia diperkirakan dapat resilien pada tahun 2024 dengan ditopang oleh konsumsi masyarakat yang terjaga sejalan dengan inflasi yang masih dalam range target, konsumsi pemerintah yang meningkat akibat Pemilu 2024, dan investasi yang diperkirakan terus tumbuh seiring masih berjalannya pembangunan beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN).

Selanjutnya, hasil survei juga memberikan informasi bahwa kondisi likuiditas perbankan pada 2024 diproyeksikan tetap memadai dengan ditunjang oleh prakiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan tetap tumbuh positif, serta kebijakan moneter yang masih akomodatif dengan suku bunga acuan yang diperkirakan dapat sedikit menurun.

Selain itu, jika sesuai ekspektasi bahwa pemotongan suku bunga The Fed akan terjadi pada akhir kuartal II-2024 maka diperkirakan akan ada arus dana masuk (capital inflow) dari investor asing ke pasar domestik dengan berbagai instrumen keuangan.

OJK menggelar SBPO secara kuartalan untuk memperoleh gambaran dari industri perbankan tentang arah perekonomian, persepsi terhadap risiko perbankan serta arah/tendensi bisnis perbankan pada kuartal mendatang.

SBPO menghasilkan suatu Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP), yaitu indeks komposit yang menunjukkan persepsi dengan rentang nilai 1 s.d. 100, di mana indeks > 50 menunjukkan persepsi optimis, indeks = 50 menunjukkan persepsi stabil, dan indeks < 50 menunjukkan persepsi pesimis. IBP terdiri dari tiga subindeks yaitu Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM), Indeks Persepsi Risiko (IPR) dan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK).

Selain ketiga indeks tersebut, SBPO juga menghasilkan informasi lain yang sedang menjadi isu hangat pada industri perbankan serta hal-hal yang dianggap dapat berpengaruh terhadap kinerja perbankan.

Secara historis, hasil survei SBPO relatif cukup akurat dalam memprediksi arah dari beberapa indikator makroekonomi maupun perbankan di Indonesia. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan