Kemendikdasmen: Program SEAMEO Biotrop Ubah Cara Pandang Siswa dan Guru
Wamendikdasmen Atip Latipulhayat saat membuka SEAMEO Biotrop Outlook 2025-2026 di Jakarta, baru-baru ini. -foto :internet-
JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengapresiasi kiprah SEAMEO Biotrop, terutama dalam program pendidikan Biodiversitas dan Agro Eco Edu Tourism.
Menurut Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, dua program tersebut akan mengubah cara pandang siswa dan guru terhadap relasi manusia dan alam.
Hal itu penting, di tengah meningkatnya bencana hidrometeorologi akhir-akhir ini.
"Program yang dilakukan SEAMEO Biotrop itu sebagai satu langkah di depan (one step ahead). Jauh sebelum dunia menyepakati Convention on Biological Diversity, Biotrop sudah jauh menjalankan mandat konvensi itu," kata Wamen Atip Latipulhayat saat membuka ‘SEAMEO Biotrop Outlook 2025-2026 baru-baru ini.
Dia menyebutkan, tiga mandat konvensi, yaitu konservasi, keberlanjutan, dan benefit sharing sumber daya genetik, telah diusung Biotrop sejak 1968.
Padahal, Convention on Biological Diversity baru diratifikasi Indonesia pada 1994. Dia juga menyoroti policy brief SEAMEO Biotrop tentang pengurangan food waste sejak dini.
Mengingat, Indonesia termasuk negara dengan jumlah sisa pangan terbesar di dunia. Di beberapa sekolah dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG), sayuran tidak dimakan siswa dengan alasan tidak enak. Ini menjadi tantangan budaya makan kita.
Padahal, konsumsi sayur baik untuk kesehatan. Atip menegaskan, pengendalian food waste harus menjadi bagian dari pendidikan karakter. Untuk itu, telah menerbitkan surat edaran tentang etika makan sehat dan bersih, mulai dari penyajian hingga kebiasaan menghabiskan makanan.
“Sudah ada surat edarannya ke sekolah agar siswa menghabiskan makanan dalam program MBG, agar tidak menimbulkan masalah sampah pangan,” ujarnya.
Atip berharap seluruh program Biotrop dapat membawa pendidikan biodiversitas Indonesia dan Asia Tenggara melangkah lebih jauh.
Deputi Direktur Program SEAMEO Biotrop, Doni Yusri sebelumnya menjelaskan, sejak awal pendirian, Biotrop dirancang sebagai motor penggerak riset yang berdampak langsung bagi masyarakat.
SEAMEO memiliki mandat penting untuk memperkuat kapasitas riset, pendidikan, dan inovasi, khususnya terkait konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan sumber daya hayati.
Berbagai program Biotrop, disebutkan, mulai dari penelitian ekologi tropis, pengendalian hayati, bioteknologi, hingga manajemen lingkungan, diarahkan untuk menjawab isu strategis seperti perubahan iklim, degradasi lahan, dan ancaman terhadap keanekaragaman hayati.
“Penelitian yang kami lakukan tak berhenti pada publikasi, tetapi juga berbentuk solusi. Karena itu, kami memperkuat kerja sama dengan perguruan tinggi, pemerintah daerah, sekolah, hingga berbagai komunitas di lapangan,” tutur Doni.