Cara Pemkab Lebong Targetkan Penurunan Stunting 13 %

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Dalam upaya menurunkan angka prevalensi stunting di Kabupaten Lebong. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) telah merumuskan berbagai program pencegahan dan penanganan stunting.

Salah satu program utamanya adalah Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) yang akan dilanjutkan pada tahun 2024 ini.

Proses persiapan untuk program tersebut masih berlangsung dengan penyusunan Surat Keputusan (SK).

Selain program BAAS, pemerintah juga akan melakukan upaya pencegahan dan penanganan stunting melalui distribusi tablet tambah darah bagi pelajar di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama Kabupaten Lebong. 

Baca Juga: Lebong Genjot PBB-P2, Camat Diingatkan!

Selain itu, sosialisasi dan edukasi tentang stunting juga akan dilakukan kepada calon pengantin (catin) oleh jajaran Kantor Kementerian Agama.

Wakil Bupati Lebong, Drs. Farurrozi, M.Pd, menjelaskan bahwa target angka prevalensi stunting di Kabupaten Lebong untuk tahun 2024 adalah 13 persen.

Hal ini merupakan upaya untuk menurunkan angka stunting dari 20,2 persen pada tahun 2022. 

"Meskipun telah terjadi penurunan, evaluasi terus dilakukan untuk meningkatkan efektivitas program-program pencegahan dan penanganan stunting," kata Wabup dalam rapat penyusunan program kerja penurunan stunting yang dilaksanakan di aula BAPPEDA Kabupaten Lebong, Rabu 7 Februari 2024. 

Wabup Fahrurrozi juga menyoroti pentingnya kelangsungan program orang tua asuh yang telah dibentuk oleh Pemkab Lebong.

Program ini diharapkan dapat menjadi bagian integral dalam upaya penurunan angka stunting.

Meskipun telah terjadi penurunan jumlah kasus stunting dari tahun ke tahun, masih diperlukan peran semua pihak agar angka stunting di Kabupaten Lebong terus ditekan hingga tidak ada lagi kasus stunting yang terjadi.

Lebih jauh Wabup, program pencegahan dan penanganan stunting di Kabupaten Lebong telah berhasil menurunkan angka stunting di wilayah ini.

Angka stunting di Kabupaten Lebong telah mengalami penurunan, dari 23,3 persen pada tahun 2021 menjadi 20,2 persen pada tahun 2022.