Seafood Sukhoi

Dahlan Iskan bersama Wakil Direktur Sari Bahari, Putra Prathama.-hariandisway-

"Yang mendirikan perusahaan ini ayah saya," ujar Putra. "Saya tinggal meneruskan," tambahnya.

Waktu itu, sang ayah sangat prihatin. Indonesia punya satu skuadron pesawat tempur Sukhoi. Tapi tidak ada persenjataannya.

Tentu sia-sia latihan pakai Sukhoi tapi tidak pernah menembakkan senjata dari pesawat itu.

Anda sudah tahu mengapa Indonesia punya Sukhoi tanpa perlengkapanmya: Indonesia kena embargo Amerika Serikat.

Anda juga masih ingat bagaimana sejarah kita memiliki Sukhoi: dibarter dengan ketan dan karet. Di zaman Presiden Megawati Soekarnoputri.

Sang ayah, Ir Ricky Hendrik Egam, dulunya supplier industri senjata, Pindad. Punya teman-teman di TNI-AU. Lalu ia belajar ke berbagai tempat untuk bisa bikin bom yang bisa dipasang di Sukhoi. Berhasil. Tidak hanya bisa bikin bom. Juga bisa membuat ''rumah''-nya di bagian bawah Sukhoi –tempat bom ditempelkan.

Nama perusahaannya pakai kata "Bahari" untuk menghormati kakek Putra yang ikut berjuang di Trikora membebaskan Papua. Sang kakek orang Manado, yang menyekolahkan Ricky ke Malang. Putra sendiri lahir di Malang. Tamat SMA-nya di Dempo. Lalu kuliah di Maranatha Bandung. Setelah lulus S-2 di Universitas Pertahanan, Putra diserahi sang ayah untuk memimpin perusahaan. Dua adiknya pun terjun ke Sari Bahari. 

Sang ayah kini lebih punya waktu untuk menunggang kuda. Ia punya delapan kuda berikut stable-nya.

Tidak menyangka sudah ada perusahaan swasta yang mampu memproduksi bom dan roket untuk pesawat tempur.

"Apakah tidak berniat memproduksi peluru pistol dan senjata laras panjang?"

"Tidak. Itu wilayah kemampuan Pindad di Turen, Malang Selatan," ujar Putra.

Putra melihat peluang di bidangnya saat ini masih besar. Impor kita masih jauh lebih besar dari kemampuan Sari Bahari. Sekali lagi masih banyak bisnis yang bisa dipakai lahan ekspansi lembaga perbankan nasional. Sekaligus mengurangi pemakaian devisa untuk impor.

Disangka restoran seafood tidak apa-apa. Yang penting Sukhoi dan F-16 bisa memakannya. (Dahlan Iskan)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan