GERD Berpotensi Disembuhkan, Obatnya Sedang Diujicobakan di Indonesia

Pakar Penyakit Dalam subspesialis Konsultan Gastroenterologi dan Hepatologi, Prof. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH. -Foto dok. Daewoong-
JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Kabar menggembirakan bagi para penderita penyakit Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), atau kondisi kronis di mana asam lambung naik dari perut ke kerongkongan.
Penyakit yang sangat mengganggu penderitanya tersebut berpeluang disembuhkan.
Hal itu terungkap dalam uji klinis yang dipimpin langsung oleh pakar Penyakit Dalam subspesialis Konsultan Gastroenterologi dan Hepatologi, Prof. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH.
Uji klinis pada ratusan pasien di tiga rumah sakit, terbukti terapi baru ini jauh lebih ampuh dibandingkan obat-obatan yang selama ini beredar.
“Studi kami menunjukkan bahwa Fexuprazan tidak hanya setara secara terapeutik dengan terapi proton pump inhibitor (PPI), tetapi juga memberikan pereda gejala lebih cepat, kontrol mual yang lebih baik, dan peningkatan kualitas hidup sejak minggu pertama," kata Prof. Ari, Jumat (15/8).
Keberhasilan uji klinis, Investigator Initiated Trial (IIT) pengobatan GERD itu menjadi tonggak penting menghasilkan data klinis spesifik untuk populasi di Tanah Air.
Hal ini sekaligus membuka peluang besar adopsi Fexuprazan, terapi generasi baru dari kelas Potassium-Competitive Acid Blocker (P-CAB) untuk mengobati GERD.
"Data klinis juga menegaskan keamanannya yang baik, tanpa efek samping serius, serta tingkat kepatuhan pasien tinggi berkat dosis sekali sehari yang fleksibel dan tidak bergantung pada waktu makan," lanjutnya.
Terapi pengobatan baru ini penting, karena banyak pasien yang tidak mencapai hasil terapi optimal dengan menggunakan proton pump inhibitor (PPI).
Padahal, menurut data GERD Management Consensus 2022 oleh Perhimpunan Gastroenterologi Indonesia menunjukkan 9,35% populasi menderita penyakit ini.
"Hal ini menegaskan beban kesehatan masyarakat yang signifikan dari penyakit ini di tingkat nasional," tuturnya.
Prof Ari menyebutkan, terapi Fexuprazan saat ini dalam proses tinjauan registrasi di lebih dari 30 negara termasuk Indonesia, dengan target ekspansi ke 100 negara pada tahun 2027.
Untuk di Indonesia, penelitian ini melibatkan 134 pasien dewasa di RSUI, RSI Cempaka Putih, dan RS Menteng Mitra Afia dengan membandingkan Fexuprazan 40 mg dengan Esomeprazole 40 mg.
"Hasilnya menunjukkan pasien yang menerima Fexuprazan mencapai kondisi bebas gejala heartburn dan regurgitasi rata-rata dalam 15 hari, lebih cepat signifikan dibandingkan 20 hari pada kelompok Esomeprazole," ungkapnya.