Pekerjaan Tetap Terancam Punah di 2030, Era Gig Economy Makin Nyata

Pekerjaan Tetap Terancam Punah di 2030, Era Gig Economy Makin Nyata--Satu Persen - Indonesian Life School
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Dunia kerja tengah mengalami transformasi besar.
Jika sebelumnya seseorang bisa bertahan di satu kantor dengan satu jalur karier hingga pensiun, kini kondisi tersebut semakin langka.
Perubahan besar ini dipicu oleh pergeseran menuju gig economy—sebuah sistem kerja fleksibel yang menuntut individu mengandalkan keahlian, teknologi, dan adaptasi cepat, bukan lagi jabatan tetap.
Dalam ekosistem kerja baru ini, banyak orang kini mengandalkan beberapa sumber penghasilan.
BACA JUGA:Bea Cukai dan BNN Musnahkan 592,9 Kg Narkotika di Kampung Boncos, Simbol Perangi Narkoba
Mulai dari pekerjaan lepas (freelance), proyek kontrak, hingga peran ganda yang dijalankan dari rumah. Meskipun fleksibilitas meningkat, kepastian finansial justru menurun.
Gaji yang tidak tetap, minimnya tunjangan, dan tuntutan untuk selalu "on" menjadi tantangan tersendiri.
Perusahaan pun berubah. Mereka cenderung enggan merekrut pegawai tetap karena tingginya komitmen biaya jangka panjang.
Sebaliknya, mereka lebih memilih freelancer yang langsung siap kerja, kompeten, dan ekonomis.
BACA JUGA:KPK Tetapkan Eks Sekjen MPR Ma'ruf Cahyono sebagai Tersangka Kasus Gratifikasi
Bahkan, banyak perusahaan kini membuka rekrutmen tanpa batas wilayah, menjadikan talenta global dapat diakses tanpa perlu membangun kantor fisik.
Di sisi lain, pekerja dituntut memiliki nilai tambah yang jelas.
Bukan hanya rajin, tapi juga adaptif, cepat belajar, dan menguasai teknologi digital serta kecerdasan buatan (AI).
Portofolio digital kini menjadi aset utama, bahkan lebih penting dari gelar akademik.