Jika Dunia Berhenti Memberi Amerika Uang, Apa yang Terjadi?

Jika Dunia Berhenti Memberi Amerika Uang, Apa yang Terjadi-- Geografyi

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Selama hampir satu abad, Amerika Serikat berdiri sebagai poros kekuatan ekonomi dunia.

Stabilitas dolar menjadikannya mata uang cadangan global yang diandalkan banyak negara. Namun, situasi kini berbalik.

Utang nasional Amerika telah menembus lebih dari 36 triliun dolar AS atau sekitar Rp36.200 triliun.

Beban tersebut menimbulkan kekhawatiran mendalam tentang masa depan keuangan negara adidaya itu.

BACA JUGA:Operasi Pekat Digelar Serentak, Kapolri Fokus Basmi Premanisme, Narkoba, dan Judi Online

Sistem keuangan global selama ini bertumpu pada keyakinan bahwa dolar adalah instrumen paling aman.

Negara-negara di dunia rutin membeli obligasi pemerintah AS meski imbal hasilnya rendah, karena dianggap lebih stabil daripada aset lain.

Namun, meningkatnya beban bunga akibat lonjakan suku bunga global telah memicu kekhawatiran.

Pada 2024 saja, Amerika menghabiskan lebih dari 1,2 triliun dolar hanya untuk membayar bunga utang. Ini setara lebih dari Rp20.160 triliun per tahun.

BACA JUGA:Niat Hati Beri Layanan Kesehatan di Intan Jaya, TNI Malah Terpaksa Kontak Tembak dengan OPM

Kondisi ini diperparah oleh langkah sejumlah negara besar yang mulai melepas obligasi AS.

Cina telah menjual lebih dari 340 miliar dolar sejak 2021, sementara Jepang, Inggris, dan Jerman memperkecil eksposurnya secara perlahan.

Bahkan negara-negara seperti Rusia dan Arab Saudi mulai mengurangi ketergantungan pada dolar dalam perdagangan dan cadangan devisa mereka. Fenomena ini menandai tren dedolarisasi global yang semakin nyata.

Apabila kepercayaan terhadap dolar terus menyusut, Amerika terancam harus mencari pembeli surat utangnya di dalam negeri dengan menaikkan imbal hasil secara drastis.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan