Waspada, Undangan Pernikahan Digital Palsu Berisi Virus Berbahaya

Undangan Pernikahan Digital Palsu Berisi Virus Berbahaya-Tangkapan layar-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Pernah mendengar cerita tentang undangan pernikahan yang ternyata jebakan? Suatu hari, seorang teman bercerita tentang undangan pernikahan yang diterimanya melalui WhatsApp.

Awalnya, ia merasa senang karena mengira itu dari teman lama. Namun, setelah mengunduh lampiran yang disertakan, ponselnya mulai bertingkah aneh.

Ternyata, itu adalah trik licik dari pelaku kejahatan siber. Baru-baru ini, tim Riset dan Analisis Global (GReAT) dari Kaspersky menemukan kampanye berbahaya yang menggunakan strategi rekayasa sosial dengan menyebarkan undangan pernikahan palsu.  

Pelaku kejahatan siber ini memanfaatkan rasa penasaran korban untuk mengunduh aplikasi berbahaya yang diberi nama "Tria Stealer" oleh tim Kaspersky.

BACA JUGA:Redmi A5 terbaru 2025, HP Gaming Dengan Harga Murah

Undangan ini disebarkan melalui pesan teks, email, dan obrolan pribadi di aplikasi seperti WhatsApp dan Telegram.

Korban yang tertarik untuk melihat kartu undangan tersebut diarahkan untuk mengunduh berkas instalasi APK secara langsung, tanpa melalui toko aplikasi resmi seperti Google Play. 

Ini adalah langkah pertama menuju masalah yang lebih besar. Setelah aplikasi terpasang, malware Tria Stealer meminta izin akses ke data sensitif seperti pesan teks, log panggilan, dan aktivitas jaringan.

Bahkan, malware ini mampu menjalankan perintah di latar belakang meskipun perangkat di-boot ulang. 

Tria Stealer dirancang untuk mencuri data, termasuk nomor telepon, merek, serta model perangkat. Data curian kemudian dikirim ke penyerang melalui bot Telegram.

Yang lebih mengkhawatirkan, malware ini memungkinkan penyerang membajak akun WhatsApp dan Telegram korban.

Dengan akses ini, mereka dapat mengirimkan permintaan uang palsu kepada keluarga atau rekan kerja korban.

Selain itu, dengan mengakses notifikasi SMS, penyerang berpotensi mendapatkan kode OTP yang digunakan untuk masuk ke layanan perbankan online dan aplikasi penting lainnya. 

Investigasi Kaspersky mengungkap adanya artefak bahasa Indonesia dalam malware ini, menandakan kemungkinan pelaku berasal dari Indonesia. 

Fareed Radzi, Peneliti Keamanan di Kaspersky GReAT, menyatakan bahwa malware ini tidak hanya mengancam privasi pengguna, tetapi juga berpotensi menimbulkan kerugian finansial yang signifikan.


 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan