Cina Tak Gentar Hadapi Tarif 245% Trump, Bangun Armada Ekonomi Global

Cina Tak Gentar Hadapi Tarif 245% Trump, Bangun Armada Ekonomi Global--Kabar Langit
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Pada awal 2025, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif impor produk dari Tiongkok hingga 245%, sebuah lonjakan drastis yang memicu gejolak baru dalam perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia.
Alih-alih panik, Pemerintah Tiongkok justru merespons dengan penuh kepercayaan diri.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyatakan bahwa negaranya telah siap menghadapi langkah sepihak ini.
Langkah tegas Tiongkok bukan tanpa alasan. Negara tersebut telah merancang strategi ekonomi dan geopolitik selama bertahun-tahun.
BACA JUGA:Uni Eropa Siap Main Kasar Jika Negosiasi Tarif dengan Trump Kandas
Menurut analisis Peterson Institute for International Economics, Tiongkok mulai mengurangi ketergantungan pada pasar AS sejak 2020.
Diversifikasi pasar, penguatan konsumsi domestik, serta penguasaan rantai pasok global menjadi fondasi utama.
Ekspor ke Uni Eropa naik 18%, ASEAN 25%, dan transaksi dengan negara-negara Belt and Road Initiative (BRI) mencapai USD 2,8 triliun.
Tiongkok menggunakan tiga jurus utama: pertama, pembatasan ekspor bahan vital seperti galium dan germanium yang penting bagi industri semikonduktor AS.
BACA JUGA:Mendadak! Trump Tunda Kenaikan Tarif Impor, 'Ditulis dari Hati'
Kedua, strategi dedolarisasi melalui perdagangan minyak dengan Iran dan penyimpanan cadangan devisa dalam yuan oleh negara-negara Afrika.
Ketiga, kekuatan militer yang semakin modern dengan armada laut terbesar di dunia dan rudal hipersonik yang mampu menembus sistem pertahanan AS.
Tarif 245% ini, menurut IMF, hanya menurunkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebesar 0,8%.
Sebaliknya, perusahaan AS kehilangan akses ke pasar terbesar dunia.