Efek Minum Cuka Apel: Manfaat dan Risiko untuk Kesehatan Tubuh

Efek Minum Cuka Apel: Manfaat dan Risiko untuk Kesehatan Tubuh-foto :tangkapan layar-
Cuka apel yang tidak difilter biasanya mengandung enzim dan probiotik alami. Kandungan ini dipercaya dapat mendukung keseimbangan mikrobioma usus dan meningkatkan penyerapan nutrisi.
Walaupun masih dibutuhkan lebih banyak penelitian, banyak orang melaporkan perbaikan pencernaan setelah mengonsumsi cuka apel secara rutin.
3. Membantu Menurunkan Berat Badan
Efek minum cuka apel dalam membantu penurunan berat badan cukup banyak dibicarakan. Asam asetat yang terkandung dalam cuka apel dapat menekan nafsu makan, memperlambat pengosongan lambung, dan meningkatkan rasa kenyang.
Sebuah meta-analisis tahun 2022 dalam jurnal Current Developments in Nutrition menyebutkan bahwa konsumsi cuka apel secara teratur dapat berkontribusi terhadap penurunan indeks massa tubuh (BMI).
4. Memiliki Sifat Antimikroba dan Antijamur
Cuka apel memiliki sifat antimikroba yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Kandungan senyawa fenolik di dalamnya seperti asam galat dan katekin juga turut mendukung efek ini. Meski demikian, cuka apel tidak dapat menggantikan pengobatan medis untuk infeksi bakteri atau jamur.
5. Menjaga Kesehatan Jantung
Konsumsi cuka apel secara teratur juga dikaitkan dengan penurunan kadar kolesterol total dan trigliserida dalam darah. Dua faktor ini merupakan penyebab utama penyakit jantung. Dengan demikian, cuka apel berpotensi menjadi bagian dari pola makan yang mendukung kesehatan jantung.
Risiko dan Efek Samping Minum Cuka Apel
1. Hipoglikemia
Khusus bagi penderita diabetes, konsumsi cuka apel bersamaan dengan insulin atau obat penurun gula darah lainnya dapat menyebabkan hipoglikemia. Kondisi ini ditandai dengan kadar gula darah yang terlalu rendah, dan bisa menimbulkan gejala seperti pusing, lemas, hingga kehilangan kesadaran.
2. Iritasi dan Luka pada Kerongkongan
Karena sifatnya yang sangat asam, minum cuka apel tanpa diencerkan dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan. Dalam kasus ekstrem, konsumsi berlebih bisa menyebabkan luka bakar pada jaringan kerongkongan.
3. Penurunan Kadar Kalium