Petani di Lebong Kembangkan Kopi Stek untuk Tingkatkan Produksi

Terlihat petani di Lebong Tengah yang melakukan pengembangan kopi stek. -foto :carles/radarlebong-
koranradarlebong.com- Para petani di Kabupaten Lebong, khususnya di Kecamatan Lebong Tengah, semakin banyak yang menerapkan teknik stek atau sambung pucuk dalam budidaya kopi.
Teknik ini dinilai mampu meningkatkan produksi kopi secara signifikan, terutama di tengah tren harga kopi yang mencapai Rp 70 ribu per kilogram.
Salah satu petani kopi di Lebong Tengah, Rokes (36), mengungkapkan bahwa metode stek kopi yang diterapkannya mampu meningkatkan hasil panen setiap tahunnya dibandingkan dengan metode konvensional.
Ia dan para petani lainnya mulai menerapkan teknik ini karena terbukti lebih produktif dan menguntungkan.
BACA JUGA:Pernikahan di Lebong Diprediksi Meningkat Pasca Lebaran
“Kami para petani mulai menggunakan teknik stek atau sambung pucuk kopi karena hasilnya lebih banyak dibandingkan kopi biasa,” ujar Rokes.
Menurut Rokes, teknik ini mulai dikenal dan diterapkan oleh petani di Lebong Tengah dalam tiga tahun terakhir. Keunggulan utama dari metode ini adalah peningkatan hasil panen yang signifikan.
Jika kopi biasa hanya mampu menghasilkan sekitar 1 ton per hektar, maka kopi stek dapat menghasilkan hingga 3-4 ton per hektar.
"Dengan produktivitas yang lebih tinggi, petani tentu semakin diuntungkan, apalagi harga kopi saat ini sedang naik,” tambahnya.