Waspada Tipuan Waktu

Waspada Tipuan Waktu.-foto: net-

Imam al-Hasan al-Bashri berkata: “Wahai Ibnu Adam (manusia), kamu itu hanyalah (kumpulan) hari-hari, tiap-tiap satu hari berlalu, hilang sebagian dirimu.”

Diriwayatkan bahwa ‘Umar bin Abdul-‘Aziz berkata: “Sesungguhnya malam dan siang bekerja terhadapmu, maka beramalah pada malam dan siang itu.” (Kitab Rabi’ul-Abrar, hlm. 305.)

Syaikh Abdul Malik Al-Qasim berkata, “Waktu yang sedikit adalah harta berharga bagi setiap muslim di dunia ini. Waktu adalah nafas yang terbatas dan hari-hari yang dapat terhitung. Jika waktu yang sedikit itu yang hanya sesaat atau beberapa jam bisa berbuah kebaikan, maka ia sangat beruntung. Sebaliknya jika waktu disia-siakan dan dilalaikan, maka sungguh ia benar benar merugi. Dan waktu yang berlalu tidak mungkin bisa kembali selamanya.” (Risalah Al-Waqtu Anfus laa Ta’ud, hal. 3).

Waktu Cepat Berlalu Tak Pernah Kembali

Seseorang berkata kepada ‘Amir bin Abdul-Qais, salah seorang tabi’in: “Berbicaralah kepadaku!” Dia menjawab: “Tahanlah jalannya matahari!”

Imam Ahmad berkata: “Aku tidak menyerupakan masa muda kecuali dengan sesuatu yang menempel di lengan bajuku, lalu jatuh”.

Abul-Walid al-Baji berkata: “Jika aku telah mengetahui dengan sangat yakin, bahwa seluruh hidupku di dunia ini seperti satu jam di akhirat, maka mengapa aku tidak bakhil dengan waktu hidupku (untuk melakukan perkara yang sia-sia), dan hanya kujadikan hidupku di dalam kebaikan dan ketaatan”.

Abu Bakar ash-Shiddiq RA berkata: “Sesungguhnya Allah memiliki hak pada waktu siang, Dia tidak akan menerimanya di waktu malam. Dan Allah juga memiliki hak pada waktu malam, Dia tidak akan menerimanya di waktu siang.” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah).

Maka, sudah sepantasnya seseorang menyegerakan tugasnya pada waktunya, tidak menumpuk beban hingga menunda penyelesaian, yang hanya akan menjadi belenggu bagi dirinya sendiri.

Sebab itu, bagi para Salaf, waktu lebih berharga daripada harta, lebih mulia daripada emas, karena setiap detiknya adalah bagian dari ll yang takkan terulang. Al-Hasan al-Bashri berkata: “Aku telah menemui orang-orang yang sangat bakhil terhadap umurnya daripada terhadap dirham dan dinarnya.” (Taqrib Zuhd Ibnul-Mubarok, 1/28).

Manusia tidak mengetahui kapan berakhirnya waktu yang diberikan. Maka dari itu, Allah SwT berulang kali menyeru hamba-Nya untuk bersegera dan berlomba dalam ketaatan, agar tak ada celah bagi kelalaian merenggut waktu yang berharga.

Demikian pula, Nabi ﷺ menasihatkan untuk segera menunaikan amal-amal shalih sebelum kesempatan itu sirna.

Para ulama pun mengingatkan dengan penuh hikmah, bahwa menunda kebaikan hanyalah menumpuk penyesalan di kemudian hari.

Al-Hasan berkata:  “Wahai anak Adam, janganlah engkau menunda-nunda (amalan-amalan), karena engkau memiliki kesempatan pada hari ini, adapun besok pagi belum tentu engkau memilikinya. Jika engkau bertemu besok hari, maka lakukanlah pada esok hari itu sebagaimana engkau lakukan pada hari ini. Jika engkau tidak bertemu esok hari, engkau tidak akan menyesali sikapmu yang menyia-nyiakan hari ini.”  (Taqrib Zuhd Ibnul Mubarok, 1/28. (net)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan