Waspada Tipuan Waktu

Waspada Tipuan Waktu.-foto: net-
Hadits yang agung ini mengabarkan bahwa waktu luang adalah anugerah besar dari Allah SwT, cahaya yang seharusnya menerangi jalan kehidupan.
Namun, betapa banyak manusia yang terbuai olehnya, lalai hingga akhirnya tenggelam dalam kerugian. Mereka menyia-nyiakan nikmat ini tanpa menyadari bahwa setiap detik yang berlalu tak akan pernah kembali.
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari’ membawakan perkataan Ibnu Bathal. Beliau mengatakan; “Makna hadits ini adalah bahwa seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya yang sehat. Barang siapa yang mendapatkan seperti ini maka bersemangatlah agar tidak tertipu dengan lalai dari bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan-Nya. Dan di antara bentuk bersyukur ialah dengan melakukan ketaatan dan menjauhi larangan-Nya, dan barangsiapa yang luput dari syukur semacam ini maka dialah orang yang telah tertipu.”
Di antara bentuk ketertipuan ini adalah:
Pertama, seseorang tidak mengisi waktu luangnya dengan bentuk yang paling sempurna. Seperti menyibukkan waktu luangnya dengan amalan yang kurang utama, padahal ia bisa mengisinya dengan amalan yang lebih utama.
Kedua, dia tidak mengisi waktu luangnya dengan amalan-amalan yang utama, yang memiliki manfaat bagi agama atau dunianya. Namun kesibukannya adalah dengan perkara-perkara mubah yang tidak berpahala.
Ketiga, dia mengisinya dengan perkara yang haram, ini adalah orang yang paling tertipu dan rugi. Karena ia menyia-nyiakan kesempatan memanfaatkan waktu dengan perkara yang bermanfaat.
Tidak hanya itu, bahkan ia menyibukkan waktunya dengan perkara yang akan menggiringnya kepada hukuman Allah di dunia dan di akhirat.
Pentingya Waktu
Pentingnya waktu dan keharusan menjaganya adalah suatu kesepakatan bagi mereka yang berakal dan merenungkannya dengan saksama.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah Pernah mengatakan tentang hakikat waktu ini, “Waktu seseorang hakikatnya adalah umur kehidupannya. Dan itu akan menjadi modal serta kesempatan untuk meraih kehidupan abadinya dalam kebahagiaan abadi, atau menjadi sebab keberadaannya yang menyedihkan dalam siksa yang pedih.
Dan waktu berlalu seperti awan. Jika waktunya tersebut dia habiskan untuk Allah dan di sisi Allah, maka itulah hakikat kehidupan yang sebenarnya. Dan jika untuk selain itu, maka tidak dihitung sebagai bagian dari hidupnya, sekalipun dia menjalani kehidupannya seperti hewan ternak (hanya makan, minum, dan tidur saja).
Dan jika dia habiskan waktunya untuk melakukan sesuatu yang sia-sia dan melalaikan serta dipenuhi dengan harapan-harapan palsu, dan cara terbaik yang bisa dia lakukan untuk melewatinya hanyalah dengan tidur dan bermalas-malasan saja, maka matinya orang tersebut lebih baik daripada hidupnya.
Berikut adalah beberapa butir yang mengungkap betapa berharga waktu dalam kehidupan:
Waktu adalah Modal Manusia