Guru Beserdik Degdegan Tidak Dapat TPG Tahun Ini, Dapodik Belum Final

Seorang guru saat mengajar di ruang kelas. Ilustrasi.-Foto: net-
JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Guru bersertifikat pendidik (beserdik) waswas tidak mendapatkan tunjangan profesi guru (TPG) tahun ini. Itu karena validasi nomor registrasi guru (NRG) di data pokok kependidikan (Dapodik) belum final.
"Banyak guru beserdik, apalagi lulusan sudah lama degdegan tidak mendapatkan TPG tahun ini," kata Ketua umum Forum Komunikasi ASN PPPK (FOKAP) Heti Kustriangsih kepada JPNN, Senin (3/3).
Heti mengungkapkan siapa saja yang akan menerima TPG tahun ini masih tanda tanya.
Heti lulus PPG tahun 2023, tetapi baru menerima NRG tahun 2024.
Nah, menurut guru PPPK angkatan 2023 ini, yang NRG-nya awalan 24 masih belum valid semua di Dapodik.
"Khawatir banget soalnya kan enggak tahu progresnya sudah sampai mana. PPG angkatan 2023 di Info GTK, NRG-nya belum terbit juga. sedangkan yang piloting sudah terbit, makanya pada heboh semua," tutur Heti.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyampaikan kabar gembira bagi para guru.
Tahun ini, sebanyak 806 ribu guru akan mendapatkan tunjangan sertifikasi. Itu berarti akan ada peningkatan pendapatan yang diterima guru sebesar 100 persen untuk PNS dan PPPK.
Sementara itu, untuk guru honorer sebesar Rp 2 juta.
"Target kami 806 ribu guru akan menerima sertifikasi melalui proses yang lebih transparan dan efisien," kata Mendikdasmen Abdul Mu'ti, Minggu (26/1/2025).
Selain itu, lanjutnya, tunjangan guru dirancang agar langsung disalurkan ke rekening penerima, guna mengurangi potensi keterlambatan.
Tahu lalu tercatat sebanyak 65.650 guru telah mendapatkan sertifikasi.
Mendikdasmen Abdul Mu'ti menyampaikan Kemendikdasmen berhasil merealisasikan anggaran sebesar 97,2 persen dari total alokasi Rp 38,6 triliun pada 2024.
Anggaran tersebut mencakup pencairan sebesar Rp 37,5 triliun hingga pertengahan Januari 2025.
Efisiensi ini terlihat dalam percepatan pembangunan fasilitas pendidikan, peningkatan pelatihan guru, serta implementasi program digitalisasi pendidikan di berbagai daerah.
Mendikdasmen juga menekankan pentingnya transformasi pendidikan melalui penerapan pembelajaran coding dan kecerdasan artifisial.
Mulai tahun ajaran 2025/2026, program ini akan mempersiapkan siswa menghadapi era digital dengan menambahkan elemen berpikir komputasional, analisis data, dan algoritma ke dalam kurikulum nasional.
Lebih lanjut Mendikdasmen Abdul Mu'ti menyampaikan, kebijakan pengalihan anggaran renovasi sekolah sebesar Rp 17,1 triliun dari Kementerian Pekerjaan Umum ke Kemendikdasmen mendapat dukungan DPR RI.
Langkah ini memungkinkan percepatan renovasi fasilitas pendidikan, terutama di wilayah terpencil dan terdampak bencana.
Kemendikdasmen juga berkomitmen untuk meningkatkan akses pendidikan di wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal) melalui penyediaan fasilitas belajar yang memadai dan penempatan tenaga pengajar yang kompeten.
Langkah ini termasuk penyediaan insentif bagi guru yang bertugas di daerah sulit dan pembangunan fasilitas asrama untuk siswa.
“Kami mengundang seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam mendukung pelaksanaan program-program strategis ini," ujar Mendikdasmen Abdul Mu'ti.
Dia menambahkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta diharapkan dapat mempercepat pencapaian tujuan pendidikan nasional. (jp)