Joki Galbay, Modus Penipuan Baru yang Perlu Diwaspadai

Modus Penipuan Baru yang Perlu Diwaspadai-foto :jpnn.com-
JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Entjik S. Djafar mengimbau agar masyarakat menghindari praktik jasa galbay atau gagal bayar pinjaman daring (pindar).
Seperti diketahui, belakangan ini sering terlihat beberapa akun media sosial yang menawarkan jasa galbay. Debitur yang mengalami kesulitan melunasi tagihan pinjaman mungkin melihat jasa ini sebagai solusi. Namun, faktanya jasa galbay malah memberikan masalah baru untuk debitur.
“Ada beberapa oknum yang melihat bahwa (fenomena galbay) ini bisa mereka manfaatkan untuk mendapatkan keuntungan pribadi,” ujar Entjik.
Tindakan galbay memiliki risiko tinggi, di antaranya potensi penyalahgunaan data pribadi, ancaman pemerasan, hingga tuntutan hukum dari penyedia pinjaman. Pasalnya, joki galbay sering meminta debitur untuk membayar sejumlah uang sebagai biaya konsultasi.
BACA JUGA:Deposito Emas Pegadaian Kini Semakin Diminati Masyarakat
Mereka juga kerap meminta akses kepada data pribadi debitur, seperti KTP, informasi rekening bank, atau akses ke aplikasi pinjaman daring tempat debitur berhutang. “Memang ada beberapa sindikat yang selalu mencoba untuk menjebol data pribadi dan identitas (mereka) diubah-ubah,” tuturnya.
Tidak hanya penyalahgunaan data pribadi, praktik ini juga menyebabkan banyak kerugian lain pada debitur. Ketika terjadi kegagalan pembayaran, maka akan terdapat catatan dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK atau sistem yang memuat informasi terkait lancar atau tidaknya pembayaran pinjaman atau kredit oleh individu.
“Pinjaman daring ini berizin dan diawasi oleh OJK. Tentu kegagalan pembayaran ini akan ada pendataan di SLIK OJK. (Hal ini merugikan) karena sekarang pencari kerja juga diminta SLIK OJK kan?," seru Entjik.
Untuk mengatasi hal tersebut, Entjik mengatakan sebaiknya masyarakat menghindari praktik tidak bertanggung jawab ini.
Oleh karena itu, AFPI dan platform pinjaman daring selalu melakukan edukasi agar masyarakat bijak dalam mengajukan pinjaman sesuai kemampuan dan kebutuhan supaya terhindari dari gagal bayar.
"Kalau gagal bayar di platform yang berizin OJK, debitur bisa mengajukan keringanan untuk restrukturisasi cicilan dengan platformnya. Misalnya 6 bulan menjadi 12 bulan,” imbuhnya.