Waka MPR Berharap Kemendiktisaintek tak Memotong Anggaran Beasiswa Terkait Efisiensi

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat berharap sejumlah program beasiswa yang dicanangkan pemerintah terealisasi dengan baik meski ada efisiensi anggaran. -Foto: Dokumentasi Humas MPR RI-
JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat berharap sejumlah program beasiswa yang dicanangkan pemerintah harus dapat direalisasikan dengan baik.
Menurut Lestari, hal ini sebagai upaya membuka seluas-luasnya akses pendidikan bagi masyarakat.
"Kami berharap komitmen Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) untuk tidak memotong alokasi anggaran beasiswa benar-benar dapat direalisasikan demi akses pendidikan yang lebih luas bagi setiap warga negara," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/2).
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025 yang diterbitkan pada 22 Januari 2025 memang memerintahkan langkah efisiensi anggaran kepada para pemangku kebijakan mulai dari tingkat kementerian hingga bupati/wali kota.
Namun, Inpres yang sama juga mengecualikan bantuan sosial untuk tidak terkena kebijakan efisiensi tersebut.
Sementara dalam paparan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi pada rapat kerja dengan Komisi X DPR pada Rabu (12/2) lalu terungkap skema rekonstruksi anggaran Kemendiktisaintek Tahun Anggaran 2025 merencanakan efisiensi sebesar Rp 1,31 triliun (9 persen) dari alokasi anggaran untuk Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K).
Efisiensi juga direncanakan pada alokasi Beasiswa Pendidikan Indonesia sebesar Rp19,47 miliar (10 persen), dan efisiensi pada alokasi Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (Adik) sebesar Rp 21,37 miliar (10 persen).
Namun, dalam rapat kerja tersebut, Menteri Diktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro menegaskan sejumlah alokasi anggaran beasiswa yang dipaparkan itu tidak akan terkena efisiensi.
Lestari berpendapat langkah yang diambil Menteri Satryo dalam merealisasikan sejumlah program beasiswa itu harus terus dikawal dan didukung semua pihak.
"Karena upaya efisiensi anggaran pada sejumlah program beasiswa, yang termasuk bantuan sosial itu, akan berdampak semakin sulitnya akses pendidikan dan mengancam keberlangsungan pendidikan ribuan pelajar dan mahasiswa di tanah air," kata Rerie yang akrab disapa.
Catatan Kemendiktisaintek tahun ini ada sebanyak 844.174 mahasiswa sebagai penerima beasiswa KIP-K.
Bila kebijakan efisiensi diterapkan pada pos anggaran ini, kata Rerie, diperkirakan 663.821 mahasiswa tidak mendapat beasiswa lagi.
Anggota Komisi X DPR itu mendorong agar upaya efisiensi di sektor pendidikan dapat dikelola dengan sebaik-baiknya tanpa mengganggu langkah-langkah strategis yang telah ditetapkan.
"Kami sangat berharap pemerintah terus memperkuat komitmen meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan membuka seluas-luasnya kesempatan belajar bagi setiap anak bangsa," pungkas Rerie yang juga Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem. (jp)