Pemerintah Resmi Setop Impor di 2025, Ini Alasannya
--
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, buka-bukaan terkait komitmen Presiden RI Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada pangan di dalam negeri.
Menurut Zulhas, sapaan karib Menko Pangan sesuai arahan dari Presiden Prabowo pada 2025 mendatang Indonesia tidak lagi melakukan impor untuk komoditias beras, gula, jagung dan garam untuk konsumsi.
“Kalau ketahanan pangan, tahun depan kita sudah putuskan tidak impor beras. Tahun depan kita tidak impor jagung untuk pakan. Tahun depan kita sudah tidak impor garam untuk konsumsi,” ujar Zulkifli, Jumat (13/12).
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengaku, pemerintah ingin mewujudkan Indonesia bisa berdikari dan berdaulat dalam bidang pangan.
Baca Juga: Ternyata Kiwil Mengidap Diabetes, Begini Kondisinya
“Kami ingin cepat agar swasembada pangan ini tidak hanya ketahanan tetapi kita ingin berdaulat,” jelasnya.
Zulhas juga mengaku telah membahas terkait kebutuhan bibit tanaman pangan, irigasi, mekanisme tanam serta teknologi untuk menghadirkan sektor pertanian yang lebih maju bersama jajaran menteri.
Selain itu, pemerintahan Prabowo Subianto juga mendukung program perhutanan sosial Kementerian Kehutanan yang mampu memanfaatkan lahan.
"Sehingga nantinya dapat produktif dan bisa menjadi cadangan pangan pada masa mendatang," pungkas dia.
Ketua MPR Ahmad Muzani menyebut bahwa Presiden Prabowo Subianto bertekad kuat untuk membangun sektor ekonomi kerakyatan seperti pertanian, peternakan, dan perikanan atau mendongkrak kesejahteraan nelayan.
Muzani membeberkan jabatan Kepala Negara selama lima tahun akan digunakan Presiden Prabowo semaksimal mungkin untuk menghapus kemiskinan di Indonesia.
"Itu memang sudah menjadi tekad beliau (Presiden Prabowo) untuk menghapus kemiskinan dengan sungguh-sungguh," kata Muzani dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis, pada acara Rapat Konsolidasi Asosiasi Peternak & Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI), di Yogyakarta.
Lebih lanjut dia membeberkan, di bidang pertanian, Presiden sangat total melakukan banyak upaya untuk mencapai produktivitas hasil pertanian nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani, salah satunya dengan mencetak lahan sawah baru.
"Pencetakan sawah baru di satu sisi menciptakan lapangan kerja, di sisi yang lain menciptakan sumber pangan baru sehingga tidak kekurangan beras," ujar anggota dewan itu.
Muzani menegaskan, efek jangka panjang dari kebijakan itu akan sangat menguntungkan bagi Indonesia.
Sebab, kedepan tidak perlu lagi impor beras dan tentunya menghemat devisa negara. (jp)