Tafsir Iqra

Oleh: Dahlan Iskan SENJA sudah lewat ketika saya tiba di Hartford. Udara sudah turun lagi jadi empat derajat. Saya langsung ke rumah Daeng. Akan ada diskusi dengan mahasiswa asal Indonesia di rumah itu. Istri Daeng ternyata sudah masak. Ikan bakar dan s--

Di samping kuliah, Daeng juga jadi aktivis. Di depan pintu rumahnya ada plakat Black Lives Matter. Ia juga yang berjuang agar HU mau bekerja sama dengan universitas di Indonesia.

Daeng pernah empat tahun jadi tim wapres Jusuf Kalla. Tugasnya notulen rapat di kantor maupun di rumah wakil presiden itu. Lalu pindah tugas sebagai anggota tim audit di PT Pupuk Kaltim.

Sebagai orangnya Pak JK, Daeng bersahabat dengan banyak tokoh. Termasuk Prof Nasaruddin Umar. Beliau adalah rektor PTIQ, Imam Besar Masjid Istiqlal dan kini menjabat menteri agama.

Apa arti prasasti kesatu, saya tidak perlu minta tolong Mazmur. Itulah prasasti yang paling membuat Solahudin penasaran: prasastinya berhuruf Arab.

Solahudin mengamatinya: kalimat-kalimat bagian atas prasasti itu ternyata surah Iqra dalam Alquran. Di bawah Iqra itu ternyata ayat Kursiy.

Solahudin penasaran mengapa gerbang perpustakaan Yale memasang ayat Kursiy. Lalu menunjukkan foto itu ke saya.

Mazmur pun mengirim apa arti prasasti yang dalam bahasa Yunani dan bahasa Ibrani. Ukuran prasastinya sama dengan yang ayat Kursiy. Semua tentang ilmu pengetahuan.

Banyak hal kami diskusikan malam itu. Tak terasa sudah pukul 22.00 lebih. Prof Dini masih harus pulang ke New Haven. Saya belum istirahat sejak pukul 4 pagi. Besoknya sudah harus ke Midtown: ada pusat studi gamelan di Wesleyan University. Lalu ke bandara untuk terbang ke Chicago.(Dahlan Iskan)

 

Tag
Share