WHO Lapor 8 Juta Kasus Baru! TB Jadi Penyakit Mematikan di Dunia, Kalahkan COVID
WHO Lapor 8 Juta Kasus Baru! TB Jadi Penyakit Mematikan di Dunia, Kalahkan COVID--ilsutrasi
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa Tuberkulosis (TB) telah mencatatkan 8 juta kasus baru pada tahun 2023, menjadikannya penyakit menular paling mematikan di dunia.
Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, menyatakan keprihatinannya, “Fakta bahwa TB masih membunuh dan membuat banyak orang sakit adalah hal yang keterlaluan, padahal kita memiliki alat untuk mencegah, mendeteksi, dan mengobatinya.”
Menurut laporan WHO, meskipun total kematian akibat TB mengalami penurunan dari 1,32 juta menjadi 1,25 juta, jumlah kasus yang dilaporkan tahun ini melonjak.
Sekitar 10,8 juta orang kini terinfeksi TB, dengan 400.000 kasus diperkirakan adalah TB resistan terhadap obat.
BACA JUGA:4 Khasiat Jus Lidah Buaya, Bikin Penyakit Ini Ogah Mendekat
Hal ini menambah kompleksitas dalam penanganan penyakit ini, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang menanggung 98 persen beban TB global.
WHO juga mencatat bahwa hanya sekitar 40 persen dari kasus TB yang telah diobati.
Resistensi obat sering kali berkembang akibat penyalahgunaan pengobatan, seperti resep yang tidak tepat, penggunaan obat berkualitas buruk, atau pasien yang menghentikan pengobatan sebelum waktunya.
Situasi ini menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran dan edukasi tentang pengobatan TB yang benar.
Geografis juga memainkan peran penting dalam penyebaran TB. Wilayah Asia Tenggara melaporkan 45 persen dari total kasus baru, diikuti oleh Afrika dan Pasifik Barat.
BACA JUGA:4 Manfaat Bawang Merah Mentah, Bikin Tulang Makin Kuat
India mencatatkan beban tertinggi dengan 26 persen dari total kasus, sementara Indonesia dan Tiongkok mengikuti di posisi berikutnya.
WHO mengingatkan pentingnya komitmen dari semua negara untuk meningkatkan pendanaan dan penggunaan alat yang tersedia untuk memerangi TB, mengingat hanya 5,7 miliar dolar AS dari target 22 miliar dolar AS yang dapat dicapai pada tahun 2023.