Mensos Risma Apresiasi Pengorbanan Guru yang Mengabdi Tanpa Pamrih untuk Anak-anak Suku Anak Dalam

Mensos Risma Apresiasi Pengorbanan Guru yang Mengabdi Tanpa Pamrih untuk Anak-anak Suku Anak Dalam-foto :jpnn.com-

BATANGHARI.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Menteri Sosial Tri Rismaharini, yang akrab disapa Mensos Risma, menaruh perhatian khusus pada pemenuhan hak-hak anak, termasuk anak-anak dari Suku Anak Dalam.

Selain memenuhi kebutuhan dasar seperti nutrisi, Kementerian Sosial juga berfokus pada penyediaan sarana pendidikan yang memadai bagi anak-anak suku tersebut. Ini mencakup alat tulis, buku pengetahuan, dan peralatan sekolah lainnya.

Dalam kunjungannya ke Desa Harjan, Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, Mensos Risma bertemu dengan Meri Hariastuti, seorang guru yang telah mengajar anak-anak Suku Anak Dalam tanpa bayaran selama dua tahun terakhir.

Meri, yang merupakan putri dari seorang Waris (pemimpin adat) Suku Anak Dalam, telah mengabdikan dirinya untuk pendidikan anak-anak suku ini dengan penuh ketulusan.

BACA JUGA:Ada Putusan MK Nomor 60, Apakah PKS Balik Lagi Dukung Anies Baswedan?

"Benar ya selama ini mengajar anak-anak tanpa dibayar sama sekali? Terima kasih banyak, Bu. Terima kasih," ucap Mensos Risma dengan penuh haru kepada Meri dilansir dari jpnn.com

Meri, yang kini berusia 45 tahun, sejak kecil telah terbiasa mengikuti ayahnya berkeliling ke berbagai kelompok Suku Anak Dalam. Kebiasaan ini menumbuhkan kecintaannya pada suku tersebut. Ketika kakaknya menggantikan ayah mereka sebagai Waris, Meri memilih untuk berkontribusi melalui jalur pendidikan.

Dengan semangat dan ketulusan, Meri tidak hanya mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung (calistung), tetapi juga keterampilan lain seperti senam dan menari. "Ini panggilan hati saya," ujar Meri dengan tulus. 

Bahkan, tak jarang Meri harus merogoh kocek pribadinya untuk membeli kudapan bagi anak-anak agar semangat belajar mereka tetap terjaga.

BACA JUGA:Hasto Sebut Kapasitasnya di Timses Jokowi di KPK, Lalu Ungkap Erick Thohir dan Budi Karya

Mengandalkan alat tulis dari saudara yang bekerja di sekolah lain, Meri mengajar anak-anak Suku Anak Dalam di alam terbuka tanpa meja dan kursi. Mereka sering duduk beralaskan tikar atau rumput. Ketulusan Meri dirasakan oleh anak-anak, yang meskipun sering berpindah tempat tinggal karena tradisi melangun, selalu merindukan pelajaran dari Meri.

Tak kenal lelah, Meri kerap mengikuti mereka ke lokasi baru untuk memastikan pendidikan anak-anak terus berjalan. Saat ini, ia mengajar tiga hari dalam seminggu, dan kadang setiap hari, dengan durasi sekitar dua jam per sesi. 

Fokus utamanya adalah agar anak-anak Suku Anak Dalam bisa menguasai kemampuan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung.

Meski sempat pesimistis dengan keterbatasan dirinya dan situasi anak-anak yang sering berpindah, kedatangan Mensos Risma membawa harapan baru bagi Meri.

Tag
Share