RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Viral sejumlah video yang menampilkan kegiatan sebuah pengajian dengan ajaran menyimpang di media sosial. Video tersebut viral karena menunjukkan momen salah seorang pemimpinnya membolehkan bertukar pasangan di antara mereka.
Dirilis dari detikHikmah , Rabu (28/2/2024), terlihat dialog empat pemimpin pengajian dengan jemaah laki-laki dan perempuan. Empat pemimpin pengajian tersebut memakai jubah dan serban sembari duduk di kursi sedangkan di hadapan mereka terlihat ada 10 jemaah yang duduk lesehan dan 3 di antaranya perempuan.
Jemaah laki-laki terlihat duduk bersila dengan baju koko dan peci, sedangkan jemaah wanitanya memakai gamis dan cadar berwarna hitam. Dalam dialog itu salah satu pemimpin menyampaikan bahwa di pengajian itu dibolehkan bertukar pasangan asalkan sama-sama saling suka.
"Asalkan seneng sama seneng, suka sama suka, silakan saja. Mau tukar pasangan juga boleh," kata seorang pemimpin tersebut.
Baca Juga: Lemkapi Nilai Komjen Martinus Hukom Mampu Meningkatkan Kinerja BNN
Unggahan video tersebut pertama kali ditayangkan melalui akun TikTok @gayon_105, kemudian diunggah kembali oleh berbagai akun lintas media sosial. Video tersebut kembali viral saat diunggah ulang melalui platform X oleh @Matahari_tmr dengan 1,6 juta tayangan per 28 Februari 2024.
Kepala Subdirektorat Bina Paham Keagamaan Islam dan Penanganan Konflik Kementerian Agama (Kemenag) Dedi Slamet Riya menduga, video tersebut sengaja dibuat hanya untuk menarik perhatian di media sosial.
Dedi menjelaskan asal usul video tersebut yang dipotong dari unggahan YouTube oleh akun Mbah Den (Sariden) dengan judul "Mengerikan, Ajaran Kiyai Salamah, Halalkan Berzina Jaminan Masuk Surga" yang ditayangkan pada 25 Februari 2024. Menurut pantauan detikHikmah, video tersebut sudah di-private dari akun YouTube-nya.
"Kami melihat adanya kemungkinan video di akun YouTube Mbah Den (Sariden) dibuat untuk menarik perhatian di media sosial," kata dia dalam keterangannya yang diterima detikHikmah.
Untuk itu, Dedi meminta kepada pembuat video pertama yaitu, Gus Samsudin, agar segera membuat klarifikasi. Hal ini diperlukan, kata Dedi, supaya Kemenag dapat mengambil tindakan yang tepat.
Dedi mengatakan, kreativitas dalam mengunggah konten melalui media sosial merupakan kebebasan berekspresi tiap masyarakat. Namun, ia mengimbau agar konten yang diunggah tidak memicu konflik.
"Siapa saja boleh berkreasi sesuai dengan hobinya. Boleh mengunggah foto, video, karya seni, musik, dan jenis karya lainnya. Tetapi, karya yang diunggah tidak memicu konflik di masyarakat," tuturnya.
Dedi juga mengakui Kemenag menerima kritik karena beredarnya video tersebut. Ia menyebut, pihaknya dinilai tidak tegas pada kelompok pengajian yang menyebarluaskan ajaran yang mengarah pada seks bebas.
Lebih lanjut, Dedi mengimbau masyarakat untuk meningkatkan literasi digital untuk mengkurasi konten yang berkualitas atau sekadar mencari sensasi. (*)