Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) menjadi contoh nyata bagaimana persatuan ulama dapat diwujudkan. Isa Anshary melihat MIAI sebagai wadah yang mampu menyatukan berbagai golongan Islam dalam satu perjuangan bersama.
Beliau menegaskan bahwa umat Islam harus bersatu dalam menghadapi tantangan zaman, dan bahwa organisasi seperti MIAI adalah bukti bahwa persatuan itu mungkin terjadi. Dalam tulisannya, beliau menyatakan:
“MIAI adalah satu perlambang yang maha jujur tentang persatuan ulama khususnya, umat Islam umumnya.”
Isa Anshary juga mengingatkan bahaya fanatisme buta yang sering kali menjadi penyebab perpecahan. Beliau menyoroti bagaimana fanatisme terhadap mazhab tertentu dapat menghambat kemajuan umat Islam.
Beliau mengajak umat Islam untuk lebih mengutamakan nilai-nilai Islam yang universal, daripada terjebak dalam perdebatan yang tidak produktif. Sebagaimana beliau menulis: “Islam adalah agama yang memberi kemerdekaan akal dan pikiran kepada pemeluknya, buat menyelidiki soal dan undang keagamaan.”
Dalam tulisannya, Isa Anshary mengajak umat Islam untuk kembali kepada ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yang menekankan kesatuan dalam keberagaman. Beliau melihat bahwa perbedaan pendapat adalah bagian dari rahmat, tetapi harus tetap berada dalam koridor Islam yang benar.
Beliau mengutip pemikiran Ibnu Taimiyah, yang menegaskan bahwa persatuan umat lebih utama daripada perbedaan dalam masalah furu’ (cabang agama).
Sebagaimana beliau menulis: “Sudah sama dimaklumi bahwa persatuan hati segala umat adalah lebih tinggi dalam agama daripada masalah-masalah sunnat yang dipertengkarkan itu.”
Isa Anshary menekankan bahwa ukhuwah Islamiyah harus dijaga dengan baik, dan bahwa perpecahan hanya akan melemahkan umat Islam. Beliau mengajak para ulama untuk lebih mengutamakan persaudaraan daripada perbedaan.
Dalam tulisannya, beliau mengingatkan bahwa Islam mengajarkan perdamaian, dan bahwa konflik internal hanya akan menghambat perjuangan Islam.
Sebagaimana beliau menulis: “Bukanlah aku telah memberi tahu kepadamu, akan amal yang terlebih utama daripada derajat sembahyang, puasa, dan zakat? Amal itu ialah memperdamaikan pertikaian.”
KH. Mohammad Isa Anshary dalam tulisannya di Suara MIAI No. 16 dan 20 memberikan pesan yang sangat relevan bagi umat Islam hingga saat ini. Beliau menegaskan bahwa persatuan adalah kunci kekuatan, dan bahwa umat Islam harus meninggalkan perpecahan demi kemajuan bersama. (net)