RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan hasil perundingan dagang bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat yang berlangsung secara hangat dan konstruktif.
Dalam pertemuan yang melibatkan United States Trade Representative (USTR) dan Secretary of Commerce AS, Indonesia menyampaikan sejumlah usulan untuk menciptakan perdagangan yang adil dan berimbang.
Pertemuan ini menandai langkah strategis Indonesia dalam memperkuat hubungan dagang di tengah tekanan tarif ekspor yang meningkat.
Airlangga menjelaskan bahwa Indonesia menawarkan peningkatan pembelian produk energi dari AS seperti LPG, gasoline, dan minyak buah.
BACA JUGA:Kelapa Langka dan Mahal! Mendag Bocorkan Biang Keroknya
Tak hanya itu, komoditas pertanian seperti gandum dan kedelai juga masuk dalam daftar.
Selain itu, Indonesia juga siap mempermudah impor produk hortikultura dan memperkuat kerja sama di sektor mineral strategis.
Dalam hal investasi, Indonesia mendorong pendekatan business-to-business serta penguatan kerja sama pendidikan, sains, teknologi, hingga layanan keuangan.
Salah satu isu utama yang diangkat Indonesia adalah penerapan tarif masuk tambahan sebesar 10% untuk produk-produk ekspor unggulan seperti garmen, tekstil, alas kaki, furniture, dan udang.
BACA JUGA:Trump Digugat! California Nilai Kebijakan Perdagangan Rugikan Warga
Airlangga menyoroti bahwa tarif Indonesia saat ini berkisar antara 10% hingga 37%, dan tambahan tarif tersebut meningkatkan beban ekspor.
Kondisi ini menempatkan Indonesia pada posisi kurang kompetitif dibanding negara pesaing seperti Vietnam dan negara-negara ASEAN lainnya.
Indonesia dan Amerika Serikat sepakat untuk menyelesaikan perundingan dalam waktu 60 hari.
Kerangka perjanjian telah disusun mencakup kemitraan perdagangan, investasi, mineral penting, dan penguatan rantai pasok.
BACA JUGA:Ekonomi Tiongkok Menguat di Tengah Perang Dagang dengan AS