RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Pada tahun 2008, Nokia masih menjadi penguasa pasar ponsel global dengan pendapatan mencapai 76 miliar dolar.
Dengan inovasi dan dominasi yang tak tertandingi, perusahaan asal Finlandia ini tampak tidak tergoyahkan.
Namun, dalam beberapa tahun, kejayaan Nokia runtuh, kehilangan seluruh pangsa pasarnya dan akhirnya tersingkir dari industri ponsel.
Banyak faktor berperan dalam kehancuran Nokia, tetapi satu keputusan besar yang diambil oleh satu orang menjadi pemicu utama kejatuhannya.
BACA JUGA:5 Tablet Terbaik untuk Profesional di 2025, Cocok Produktivitas Maksimal!
Pada 2007, Apple memperkenalkan iPhone pertama, mengubah wajah industri ponsel selamanya.
Berbeda dengan ponsel klasik Nokia yang kokoh, iPhone hadir dengan layar sentuh inovatif dan pengalaman pengguna yang lebih interaktif.
Alih-alih menganggap ini sebagai ancaman, para eksekutif Nokia justru menertawakannya.
Mereka beranggapan bahwa iPhone terlalu mahal untuk diproduksi dan tidak cukup tangguh.
Sayangnya, anggapan ini berujung fatal, karena pasar mulai beralih ke smartphone berbasis layar sentuh yang lebih modern.
BACA JUGA:Lebih Sinematik! Cara Maksimalkan LOG Video di Galaxy S25 Ultra
Untuk menghadapi iPhone, Nokia merilis N97 pada 2009, yang digadang-gadang sebagai penghancur iPhone. Sayangnya, perangkat ini justru menjadi kegagalan besar.
Sistem operasi Symbian yang digunakan dianggap sudah usang dan tidak ramah bagi pengembang aplikasi, sehingga Nokia tertinggal jauh dari Apple dan Android dalam membangun ekosistem aplikasi.
Pada titik ini, kesalahan strategi Nokia semakin nyata, tetapi kehancuran yang lebih besar masih menanti.
Pada 2010, Nokia menunjuk Stephen Elop sebagai CEO baru.