RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Apple Vision Pro 2 dikabarkan akan dirilis pada tahun 2025 dengan fitur Apple intelligence yang lengkap—sebuah peningkatan signifikan dari model pertama yang dirilis tanpa integrasi AI menyeluruh.
Kabar ini menimbulkan perasaan campur aduk, terutama di kalangan pemilik Vision Pro awal yang merasa investasi mereka, dengan harga tinggi $3500, kurang sepadan dibandingkan kompetitor seperti Meta Quest yang hanya dibanderol $300-$500.
Menurut para pembawa acara podcast yang membahas kebocoran ini, absennya fitur AI di Vision Pro generasi pertama mungkin disebabkan oleh kurangnya kesiapan Apple menghadapi ledakan perkembangan AI.
“Apple tampaknya tidak siap untuk revolusi AI ketika mereka meluncurkan Vision Pro pertama,” ungkap salah satu host.
BACA JUGA:Samsung One UI 7 Resmi, Apa yang Berubah di Galaxy Devices?
Dengan demikian, Vision Pro 2 diharapkan menjadi tonggak baru dalam kompetisi headset berbasis AI.
Namun, langkah Apple untuk meluncurkan model baru ini tak lepas dari kontroversi.
Beberapa spekulasi menyebutkan bahwa perusahaan sengaja menunda integrasi AI penuh pada model awal untuk mendorong penjualan Vision Pro 2.
Ada kekhawatiran bahwa fitur-fitur canggih ini akan dibatasi hanya pada model terbaru, sehingga pengguna Vision Pro generasi pertama mungkin merasa tertinggal.
BACA JUGA:iPhone 17 Air, Sekilas Mengenai Masa Depan iPhone yang Super Tipis
“Apple bisa saja memberikan pembaruan untuk Vision Pro awal, tetapi mereka mungkin memilih strategi ini untuk membedakan produk mereka,” tambah salah satu host.
Di tengah rumor ini, muncul juga harapan bahwa Apple akan memperbarui Vision Pro generasi pertama untuk menyertakan beberapa fitur AI, seperti yang sering dilakukan dengan pembaruan perangkat lunak pada perangkat lain.
Namun, strategi ini akan menjadi penentu bagaimana Apple menjaga loyalitas pelanggannya sambil tetap menarik pengguna baru.
Dengan Vision Pro 2, Apple tampaknya ingin mengukuhkan posisinya di pasar headset premium, terutama dengan fitur AI yang diharapkan dapat meningkatkan pengalaman pengguna secara signifikan.
Sementara itu, perkembangan pesat AI di berbagai industri menunjukkan bahwa integrasi teknologi ini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan bagi perusahaan yang ingin tetap relevan di masa depan.