Gelap Cahaya

Jumat 18 Oct 2024 - 21:55 WIB

Oleh: Dahlan Iskan

BERENAM kami ke masjid itu. masjid di pusat kota Fuzhou, ibu kota provinsi Fujian.

Masjid besar. Kosong. Gelap. Padahal sudah waktunya salat magrib –salat ''tiga unit gerakan'' di waktu matahari terbenam.

Gerbang depannya tutup. Ini gerbang baru. Temboknya tinggi sekali. Bernuansa Islami.

"Lewat samping," ujar Alwi Arifin, dosen Bahasa Indonesia asal pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo.

BACA JUGA:Alwi Novi

Alwi sudah biasa ke masjid itu. Tiap Jumat. Tapi baru sekali ini datang di waktu magrib.

Kami pun masuk lewat gerbang samping. Memasuki koridor. Itulah koridor yang memisahkan bangunan gerbang depan dengan bangunan masjid.

Gerbang depan itu sekaligus untuk kantor, penunggu masjid, dan ruang pertemuan. Bangunan masjidnya sendiri sepenuhnya untuk ruang ibadah.

Setelah berwudu kami masuk masjid. Berwudu adalah ritual membasuh muka, tangan, dan kaki sebelum salat.

BACA JUGA:Nobar Bandung

Sambil meraba-raba di kegelapan kami memasuki pintu utama masjid. Pintu besar. Benar-benar gelap.

Di dalam masjid kami menyebar ke segala arah: mencari di mana saklar untuk menghidupkan lampu. Termasuk dua mahasiswa yang Buddha dan Kristen itu. Ikut sibuk.

Mereka pun menyalakan flash di handphone. Lumayan. Masjid ini besar. Semua area di dekat pintu diraba. Tidak ketemu. Saya menuju tempat imam –biasanya ada saklar di situ. Juga tidak ada.

Rupanya ada on-off tersentral di kantor masjid. Kantornya terkunci.

Kategori :

Terkait

Jumat 31 Jan 2025 - 23:19 WIB

Dua Guru

Kamis 30 Jan 2025 - 23:19 WIB

Makian DeLiang

Rabu 29 Jan 2025 - 23:45 WIB

Lomba Heboh

Senin 27 Jan 2025 - 23:04 WIB

Gunung Tinggi

Minggu 26 Jan 2025 - 23:46 WIB

Tembok Laut