RADARLEBONG.BACAKORAN.CO-Habib Hasan Bin Ismail Al Muhdor menegaskan bahwa praktik sesajen, yang melibatkan pemberian makanan atau benda kepada arwah atau makhluk gaib, tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Dalam pandangannya, sesajen dianggap sebagai bentuk syirik karena melibatkan unsur penyembahan yang tidak sesuai dengan prinsip tauhid.
Menurut Habib Hasan, Islam menganjurkan shodaqoh sebagai bentuk amal yang lebih sesuai dan tidak melibatkan unsur penyembahan kepada makhluk gaib.
Habib Hasan Bin Ismail mengungkapkan bahwa shodaqoh adalah bentuk amal yang diperbolehkan dalam Islam dan lebih sesuai dibandingkan dengan sesajen.
BACA JUGA:Hukum Sesajen dalam Islam Menurut Ustaz Adi Hidayat
Shodaqoh, yang dapat berupa pemberian makanan atau barang kepada yang membutuhkan, tidak melibatkan unsur syirik dan tetap dapat dilakukan dengan niat yang ikhlas.
Beliau menekankan bahwa barang-barang yang sering digunakan dalam praktik sesajen, seperti bantal atau guling, sebaiknya disalurkan sebagai shodaqoh untuk menghindari pemborosan dan tetap mendapatkan manfaat yang baik.
Habib Hasan juga menanggapi kebiasaan lokal yang melibatkan sesajen, seperti di Jawa, dengan menekankan bahwa meskipun kebiasaan tersebut masih dilakukan, hal itu tidak sejalan dengan ajaran Islam.
Ia menjelaskan bahwa Islam tidak mengajarkan praktik sesajen dan lebih menekankan pada amalan shodaqoh sebagai alternatif yang benar.
BACA JUGA:Jangan Salah Kaprah, Ini Perbedaan Jin Qorin dan Khodam!
Ia mendorong umat Islam untuk tetap melaksanakan amalan sesuai dengan syariat dan menghindari praktik yang mengandung unsur syirik.
Selain itu, Habib Hasan mengajak umat Islam untuk berpartisipasi dalam proyek pembangunan masjid sebagai bentuk shodaqoh jariyah.
Beliau mengungkapkan bahwa mendukung pembangunan masjid adalah cara yang baik untuk mendapatkan pahala berkelanjutan dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
Proyek ini diharapkan dapat melibatkan banyak orang untuk mendapatkan rumah di surga sebagai balasan dari Allah.