Gangguan Langka! Sindrom Wajah Iblis ,Melihat Wajah Seperti Setan - Mitos atau Fakta?

Reporter: Reni Apriani |

Editor: Reni Apriani |

Kamis , 28 Mar 2024 - 12:39

Gangguan Langka! Sindrom Wajah Iblis ,Melihat Wajah Seperti Setan - Mitos atau Fakta?-Foto : Internet -

gangguan langka! sindrom wajah iblis ,melihat wajah seperti setan - mitos atau fakta?                            radarlebong.bacakoran.co - seorang pria di amerika serikat telah didiagnosis menderita sindrom langka yang disebut "wajah iblis", di mana dia melihat wajah orang-orang di sekitarnya seperti setan.
pada november 2020, victor sharrah (59) tiba-tiba menyadari bahwa wajah orang-orang terlihat terdistorsi, dengan telinga, hidung, dan mulut mereka terentang ke belakang,
serta terdapat lekukan dalam di dahi, pipi, dan dagu mereka.
"pikiran pertama saya adalah saya terbangun di dunia setan. anda tidak dapat membayangkan betapa menakutkannya hal itu," katanya kepada nbc news dilansir dari detik.com
baca juga:gunung marapi di sumatera barat kembali erupsi
seorang kenalan sharrah mengatakan bahwa dia mungkin menderita prosopometamorphopsia, atau pmo, yang
merupakan gangguan persepsi neurologis yang sangat langka dan menyebabkan wajah tampak terdistorsi dalam bentuk, ukuran, tekstur, atau warna.
distorsi tersebut hanya terjadi saat dia melihat orang secara langsung, bukan melalui foto atau layar komputer.
para ilmuwan dari dartmouth college kemudian menciptakan representasi digital dari pengalaman visual yang dialami sharrah.
baca juga:beda dengan flu biasa : mengenal flu singapura yang merebak di indonesia! 
mereka meminta sharrah untuk mendeskripsikan perbedaan antara wajah orang di kehidupan nyata dan foto wajah,
lalu menggunakan perangkat lunak pengedit gambar untuk memodifikasi gambar agar sesuai dengan deskripsi sharrah.
para peneliti menyadari bahwa ada kurang dari 100 laporan kasus pmo yang dipublikasikan dan menduga bahwa hal ini disebabkan oleh disfungsi jaringan otak yang mengelola pemrosesan wajah.
meskipun belum sepenuhnya dipahami apa yang memicu kondisi tersebut, beberapa kasus telah dikaitkan dengan trauma kepala, stroke, epilepsi, atau migrain,
meskipun ada juga kasus di mana tidak ada perubahan struktural yang jelas di otak.
meskipun masih berjuang melawan gangguan visual ini tiga tahun kemudian,
sharrah mengatakan bahwa dia sudah "terbiasa dengan" kondisi tersebut dan berharap kondisinya akan "hilang" dengan sendirinya.
pemindaian mri juga telah mengungkapkan banyak hal di sisi kiri otaknya, kemungkinan pemicu pmo lainnya.(*)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Radar Lebong, Sabtu 5 Oktober 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan