Islah Bukan Solusi Polemik PBNU, Kiai Imaduddin: Rais Aam, Ketum, Sekjen Harus Mundur, Itu Sumber Masalahnya

Pengasuh sekaligus pendiri Pondok Pesantren Salafi Nahdlatul Ulum, Tangerang, Banten KH Imaduddin Utsman al-Bantani. -Foto: net-

JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Polemik di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kian meruncing. Setelah Rais Aam KH Miftahul Ahyar memecat Ketua Umum Tanfidziyah KH Yahya Cholil Staquf, giliran Gus Yahya memecat Sekjen PBNU Saifullah Yusuf dan Bendahara Umum Gudfan Arif.

Belakangan muncul seruan agar pihak-pihak yang berpolemik melakukan islah.

Pengasuh sekaligus pendiri Pondok Pesantren Salafi Nahdlatul Ulum, Tangerang, Banten KH Imaduddin Utsman al-Bantani mengatakan islah bukan solusi untuk mengatasi persoalan yang terjadi di tubuh PBNU.

Satu-satunya cara untuk mengatasi polemik di PBNU yaitu dengan menghilangkan sumber masalahnya.

”Kedua kubu ini, Rais Aam, Ketum, Sekjen itu harus mundur, itu sesuatu yang masuk akal. Kalau kita ingin menyelamatkan NU, ingin kembali melihat NU berwibawa, ya tentu yang menjadi masalah bagaimana NU menjadi kurang berwibawa, bermasalah, mengecewakan, itu yang harus hilangkah,” ujar Kiai Imaduddin, Jumat (5/12/2025).

Ba'alawi, mengatakan tidak bisa konflik di tubuh pengurus inti PBNU kemudian bisa seperti semula meskipun dilakukan islah. Sebab, dalam islah harus ada ”win-win”, satu pihak mendapatkan apa dan pihak lain mendapatkan apa.

Hal ini yang menurut Kiai Imaduddin tidak diperhatikan oleh pihak-pihak yang mengusulkan islah.

”Maunya yang mengusulkan islah, ya sudah yang berlalu biarlah berlalu, tanpa ada koreksi bagaimana kesalahan itu harus ditindak,” katanya.

Seharusnya, kata Kiai Imad, dalam islah harus koreksi dan yang salah dievaluasi.

”Kalau ini Rais Aam sudah memecat Gus Yahya sebagai ketum, kemudian Gus Yahya memecat Gus Ipul sebagai sekjen, digantikan Amin Said Husni, kemudian ada tuduhan tindakan nonsyariah dalam pengelolaan uang, bahkan sudah keluar ke publik, bahkan beberapa orang ada dugaan menerima lalu lintas dana, tentu ini tentu gak bisa begitu saja islah, kemudian dilupakan karena data-data sudah ada di publik. Enggak bisa kemudian keduanya berjalan bersama-sama lagi seakan-akan tak pernah ada apa-apa,” tuturnya.

Kiai Imad mengatakan jika tidak ingin persoalan di tubuh PBNU menjalan kemana-mana maka sumber masalah utamanya yang harus dihilangkan.

”Jika tidak berani mengamputasi sumber penyakitnya maka penyakit akan merambah ke seluruh tubuh,” urainya.

Kondisi di tubuh PBNU saat ini, kata Kiai Imad, membuat jamaah, pengurus dan para kiai NU di akar rumput kebingungan.

”Coba di bawah betapa bingungnya saudara-saudara sahabat Banser, misalnya, apa yang harus mereka sikapi melihat orangtuanya ribut. Ada yang ingin menguasai Gedung PBNU, kemarin-kemarin sempat ada dari satu pihak, dan melarang pihak lain, ini memalukan. Anak-anak Banser disuruh melawan orang tua-orangtua seperti ini,” ungkapnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan