“Pecah Belah 2.0”: Kolonialisme Dunia Islam dengan Wajah Senyum

Persatuan umat bukan nostalgia sejarah, melainkan strategi bertahan hidup di tengah penjajahan modern yang datang lewat utang, narasi, dan keserakahan global.-Foto: net-

Setiap kali negeri Muslim berusaha berdiri di atas kaki sendiri, selalu muncul tekanan ekonomi, konflik, atau kudeta politik. Tak perlu pasukan kolonial — cukup utang, korupsi, dan elite yang bisa dibeli.

Gaza yang dijanjikan “reviera baru” dan Sudan yang porak poranda oleh perang saudara hanyalah bab terbaru dari kisah lama: siapa menguasai sumber daya, dialah penguasa sejati.

Indonesia bukan pengecualian. Negara kaya ini pun menjadi incaran oligarki global.

Ancaman terbesar kini bukan invasi militer, melainkan jebakan ekonomi dan disinformasi yang membuat bangsa ini saling mencurigai dan mudah dikendalikan.

Jihad masa kini bukan sekadar perang fisik, tetapi perjuangan moral melawan keserakahan sistemik: menumbangkan mafia energi, menghentikan rente kekuasaan, dan memulihkan keadilan sosial. Ini bukan isu hukum semata — ini jihad nasional.

Dari Politik Pecah Belah ke Politik Persaudaraan

Belanda pernah mengajarkan devide et impera di Nusantara — mengadu ulama, bangsawan, dan rakyat. Kini, strategi yang sama hidup dalam bentuk propaganda digital dan ekonomi global. Senjatanya bukan meriam, tapi wacana.

Islam tidak menolak perbedaan. Justru, perbedaan adalah rahmat yang melahirkan kebijaksanaan. Namun, perbedaan yang tak dikelola berubah menjadi racun yang melumpuhkan kekuatan kolektif.

Musuh terbesar umat Islam bukanlah “yang lain”, melainkan perpecahan dalam diri sendiri. Umat yang tercerai berai oleh ideologi, kepentingan, dan gengsi akan terus dijajah — bukan oleh tentara, tapi oleh sistem yang rakus.

Persatuan bukan slogan spiritual, tetapi strategi peradaban. Selama umat Islam mampu menghormati perbedaan, membangun kemandirian ekonomi, dan bersatu dalam visi keadilan, mereka akan kembali memimpin sejarah — bukan menjadi catatan kaki di bawahnya. (net)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan