5 Kebiasaan Menabung Orang Kaya yang Jarang Diketahui
ILUSTRASI -foto :iStock-
-Commitment Device dan Friction: Ciptakan Hambatan agar Tidak Gampang Tergoda
Orang kaya paham bahwa niat baik sering kalah oleh kemudahan akses. Dalam era digital, uang bisa berpindah dalam hitungan detik hanya dengan satu klik. Untuk mengatasi hal ini, mereka menerapkan strategi commitment device dan friction, yaitu menciptakan hambatan kecil antara diri sendiri dan uang.
Contohnya, mereka menggunakan rekening tanpa kartu ATM, menonaktifkan akses instan di aplikasi mobile banking, atau membuat sistem transfer otomatis setiap awal bulan. Beberapa bahkan menambahkan jeda waktu, misalnya harus menunggu 24 jam sebelum menarik uang dari tabungan. Hambatan kecil ini berfungsi sebagai pagar pengaman terhadap keputusan impulsif.
Dengan cara ini, orang kaya tidak bergantung pada kekuatan tekad semata. Mereka membangun sistem yang melindungi diri dari kebiasaan buruk finansial. Lebih baik sedikit repot saat ingin menarik uang, daripada menyesal setiap kali saldo habis karena keputusan spontan.
-Rule of Windfall 80/20: Gunakan Uang Kaget Secara Cerdas
Bonus, THR, atau hadiah proyek seringkali menjadi “uang panas” yang cepat menguap. Banyak orang melihatnya sebagai rezeki tambahan yang bebas dihabiskan. Namun, orang kaya justru menerapkan aturan 80/20 dalam mengelola uang kaget.
Setiap kali menerima pendapatan tak terduga, mereka akan menyimpan atau menginvestasikan 80 persen dan hanya menggunakan 20 persen untuk kesenangan pribadi. Strategi ini membuat mereka tetap bisa menikmati hasil kerja tanpa mengorbankan kestabilan finansial jangka panjang.
Uang kaget dianggap bukan sebagai hadiah untuk dihabiskan, melainkan peluang untuk memperkuat fondasi keuangan. Dengan kebiasaan ini, mereka menciptakan cadangan finansial yang tumbuh tanpa terasa dan belajar menunda kepuasan sesaat demi ketenangan jangka panjang.