Bermain Saham Atau Investasi? Ini Perbedaannya
Bermain Saham dan Investasi -tangkapan layar -
Setelah menyimpan saham tersebut selama satu atau dua tahun, penulis akhirnya menjualnya dengan keuntungan besar karena kenaikan harga saham yang signifikan.
Meski pengalaman itu menyenangkan, keraguan terkait aspek syariah dan literasi pasar modal membuat penulis berhenti berinvestasi.
Seiring waktu, pasar modal Indonesia menunjukkan perkembangan pesat, ditandai oleh kemajuan teknologi dan regulasi yang menciptakan kondisi lebih inklusif bagi investor ritel.
Gagasan pasar modal syariah mulai mencuat pada tahun 1997, diikuti pendirian DSN-MUI pada 1999 untuk memberikan panduan ekonomi syariah.
Fatwa pertama tentang pasar modal syariah, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001, dirilis pada 18 April 2001.
Fatwa ini memastikan instrumen seperti saham, sukuk, dan reksa dana memenuhi prinsip syariah, bebas dari riba, gharar, dan maisir.
Keberadaan fatwa ini memberikan kepercayaan diri yang lebih bagi investor dalam berinvestasi, meski polemik atas penerapannya masih ada.
Berinvestasi saham adalah membeli sebagian bisnis perusahaan.
Investor bijak menggunakan analisis fundamental untuk memahami kinerja dan prospek perusahaan sebelum menanamkan modal.
Sebaliknya, main saham bersifat spekulasi dengan upaya mencari keuntungan dari pergerakan harga jangka pendek tanpa analisis mendalam.
Spekulasi dalam saham terjadi ketika seseorang membeli dan menjual dalam waktu singkat, seperti dalam hitungan menit, jam, atau dalam sehari.
Contohnya, jika seseorang mengetahui bahwa suatu perusahaan sedang merugi atau bahkan bangkrut, tetapi tetap membeli sahamnya hanya karena adanya pergerakan bandar, maka tindakan tersebut bukanlah investasi, melainkan spekulasi tinggi.
Tujuannya semata-mata mengambil keuntungan dari pergerakan harga tanpa mempertimbangkan fundamental perusahaan yang buruk dan valuasi yang sudah terlalu mahal.
Karena tidak didasarkan pada analisis investasi yang jelas, spekulasi ini sangat berisiko.
Oleh karena itu, penting untuk memiliki pemahaman yang baik sebelum terjun ke pasar modal.