Cekikan Ekonomi

Catatan Dahlan Iskan-foto :disway.id-

Anda sudah tahu: bank-bank komersial seperti menghindari penyaluran kredit. Sulit mencari nasabah yang baik di keadaan ekonomi yang kurang baik. Takut jadi kredit macet.

Maka bank komersial seperti berlomba memilih menempatkan dana di BI. Itu karena BI memberikan bunga kepada mereka. Bahkan tingkat bunganya lebih tinggi dari rata-rata bunga yang Anda terima ketika Anda mendepositokan uang di bank komersial.

Belakangan fungsi bank komersial seperti bergeser: dari menyalurkan dana pihak ketiga dalam bentuk kredit beralih ke membeli surat berharga di BI.

Maka rujak pun menjadi rumit. Mengapa suku bunga SBN dan SUN begitu tinggi. Itu rujak tersendiri. Perdebatan di situ akan sangat bermutu.

Di akhir perdebatan memang akan muncul kenyataan: di ekonomi itu ada beberapa aliran. Tiap aliran memiliki banyak strategi. Presiden Prabowo akan dihadapkan pada pilihan-pilihan aliran ekonomi. Itulah pentingnya punya presiden yang mengerti ekonomi.

Penunjukan Purbaya menggantikan Sri Mulyani menjadi pertanda jelas Presiden Prabowo sedang memilih aliran ekonomi yang mana.

Rakyat seperti kita tidak tahu itu. Tidak akan bisa ikut perdebatan. Pusing. Rakyat tahunya: ekonomi hidup di masyarakat. Mereka lebih mudah mencari uang –sayangnya uang itu ada yang untuk judol. Padahal uang judol itu akan mengalir ke luar negeri. PPATK pernah mengungkapkan angkanya: Rp359 triliun. Bahkan ada yang menaksir Rp1.200 triliun.

Kalau itu benar maka seretnya napas ekonomi juga disebabkan cekikan judi online. Yang ini tidak perlu debat lagi: tinggal kementerian Komdigi tidak main-main dengan pemblokiran situs-situs mereka. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan