Beku Cair

Catatan Dahlan Iskan-foto :disway.id-

Oleh: Dahlan Iskan

Sebaiknya dibubarkan saja. Atau biar mati sendiri. Relevansinya sudah nyaris tidak ada. Zaman sudah berubah.

Itulah Lembaga Indonesia Cina (LIC) --waktu itu masih ditulis bukan Lembaga Indonesia Tiongkok. Anda sendiri mungkin tidak pernah mendengar ada LIC. Lembaga itu memang sudah lama tidak eksis.

Namun masih banyak yang ingin menghidupkannya lagi. Apalagi di saat hubungan Indonesia Tiongkok demikian mesranya.

Jangankan LIC. Nama KIKC pun sudah begitu redupnya --Kadin Indonesia Komite Cina. Yakni organisasi di dalam organisasi Kamar Dagang Dan Industri Indonesia (Kadin).

BACA JUGA:Beras Bantal

LIC memang pernah punya peran yang amat penting. Yakni di awal pencairan hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok. Tahun 1985-an.

Anda sudah tahu: hubungan Indonesia-Tiongkok beku selama 20 tahun. Sejak meletusnya Gerakan 30 September 1965 --G30S/PKI. Tiongkok dianggap 'terlibat' dalam gerakan itu --perlu kajian ilmiah apakah itu betul.

Ada dua versi siapa yang lebih dulu memutus hubungan itu. Versi Indonesia, Indonesialah yang lebih dulu memutuskan. Versi Tiongkok, Tiongkoklah yang memutus: Indonesia dianggap tidak bisa melindungi kedutaan besarnya di Jakarta.

Tahun-tahun itu Tiongkok sendiri dalam masa yang amat gelap. Terjadi Revolusi Kebudayaan di sana. Energinya terkuras untuk revolusi. Ekonominya praktis hancur. Kemiskinan mencapai titik terdalam. Kelaparan melanda seluruh negeri. Revolusi yang justru membuat hancur ekonomi.

Indonesia juga sedang di jurang kesulitan. Kelaparan di mana-mana. Cadangan devisanya nol. Inflasinya 600 persen.

Tahun 1967 Indonesia mulai membangun. Dimulai dari pangan. Tahun 1970 hasilnya mulai kelihatan.

Di Tiongkok, di tahun 1970, justru kian miskin. Tiongkok baru mulai membangun tahun 1975 --setelah Mao Zedong meninggal dan Deng Xiaoping tampil ke puncak kekuasaan.

Selama hubungan Indonesia-Tiongkok beku, peran penting dipegang oleh Hongkong.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan