Sayap Ekonom

Kwik Kian Gie, mantan Menko EKUIN era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur berpulang di usia 90 Tahun.-X.com/ybaindonesia-

Kwik dan Laks seperti menjadi darah baru bagi PDI --menjadi sayap intelektual-ekonom di dalam partai. Level PDI pun seperti naik tinggi di kalangan terpelajar.

Saat Megawati mendirikan PDI-Perjuangan keduanya ikut Mega. Harapan Kwik: Mega akan mengibarkan ekonomi kerakyatan --ideologi ekonomi Kwik Kian Gie. Juga sesuai dengan citra yang dikembangkan Mega bahwa PDI-Perjuangan adalah partainya wong cilik.

Kwik pun kecewa. Berat sekali. Ketika Megawati menjadi presiden tidak satu pun ekonom PDI-Perjuangan masuk dalam jajaran tim ekonomi kabinet.

Tim ekonomi Megawati --kata Kwik-- justru dikuasai Mafia Berkeley --julukan untuk ekonom pro Amerika lulusan University of California Berkeley.

Bahwa Kwik dan Laks akhirnya masuk kabinet itu semacam "kecelakaan": Rencana menghapus Bappenas dan kementerian BUMN tidak jadi. Kwik pun jadi Ketua Bappenas, Laks jadi menteri BUMN.

Setelah di dalam kabinet pun Kwik tetap bersuara kritis. Ia seperti tokek di kolam cicak. Kwik tidak takut diberhentikan. Menurut Laks, banyak orang menjadi kritis karena tidak kebagian "jatah". "Pak Kwik tetap kritis meski pun sudah di dalam," ujar Laksamana Sukardi.

Saya menyesal tidak segera ke rumah Pak Kwik lagi. Tentu karena saya tidak menyangka Pak Kwik meninggal secepat itu.

Padahal saya ingin sekali diajak ke lantai dua rumah putrinya persis di sebelah rumahnya itu. Yakni satu lantai luas untuk Pak Kwik berdansa sampai di usia senjanya. (Dahlan Iskan)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan