Preman Saham

Catatan Dahlan Iskan-foto :disway.id-
Sebenarnya banyak anggota Kongres yang juga berteriak-teriak: Trump bohong! Sambil mengacungkan poster "bohong". Mereka dari partai Demokrat. Tapi tidak sampai seperti Green.
Waktu Green digiring keluar, anggota Kongres dari partai Republik meneriakkan yel-yel "goodbye". Hampir setiap kalimat pidato Trump dapat sambutan standing applause. Dari separo anggota Kongres. Separonya lagi tidak mau bertepuk tangan, apalagi sambil berdiri. Republik dan Demokrat begitu terbelah.
Atas usul seorang anggota Kongres, diadakanlah pemungutan suara: apakah Green perlu mendapat sanksi. Bentuk sanksinya: kecaman. Dilakukanlah voting. Kurang dari 48 jam setelah Green diusir. Sepuluh anggota Kongres dari Demokrat ikut memberikan suara "setuju". Putusan mayoritas: Green harus diberi sanksi.
Bentuk sanksi itu: saat putusan pleno dibacakan, "terdakwa" harus berdiri di ruang pleno itu. Berarti: itulah orang yang mendapat sanksi dikecam. Hanya itu.
Green bisa menerima sanksi itu. Tapi ia menyatakan tidak takut untuk melakukan lagi. "Lebih baik ada satu orang yang berdiri seperti saya," katanya.
Sedang 10 anggota Demokrat yang setuju lantaran mereka sendiri juga tidak suka kalau ada presiden dari Demokrat diperlakukan seperti itu oleh anggota Republik.
Trump membeberkan berbagai keberhasilannya di pidato itu. "Kalau Kamala yang terpilih tidak akan bisa begini," ujarnya sambil menudingkan jari ke arah tempat duduk Kamala Harris, lawan tandingnya di Pilpres lalu.