Miskin Bermartabat

Catatan Dahlan Iskan-foto :disway.id-
Si Gus Pemandu menolak untuk ikut makan. Lalu setengah saya paksa. Tetap menolak. Ia lulusan D2 bahasa Inggris di kota kecil dekat desanya.
"Puasa?"
"Tidak".
"Pesanlah makanan apa saja yang Anda suka".
"Tidak".
Miskin tapi bermartabat. Cocok dengan motto saya dulu. Anda tentu masih ingat apa lanjutan motto "Miskin Bermartabat" itu --yang pernah saya kampanyekan dulu.
Yang disajikan beda dengan yang saya maksud. Telurnya masih pakai kuningnya.
"Tolong sampaikan, yang saya inginkan tidak seperti ini. Jangan pakai kuning telur," pinta saya kepada si Gus.