Dua Guru
Catatan Dahlan Iskan-foto :disway.id-
Saya lihat isinya campuran. Ada imajinasi, ada time travel, time machine, dan ada fakta-fakta perang itu sendiri," ujar Ario.
"Berarti The Battle of Badr itu novel?
"Iya. Novel," katanya. "Novel yang ada unsur science fiction," tambahnya.
Bahwa DeLiang lahir di Taiwan, itu lantaran Ario mengawini Ratih Nur Esti Anggraini saat sama-sama menempuh S-2 di Taipei. Ario di teknik sipil, Ratih di computer science. Hamil di sana. Lahirlah DeLiang. Hanya numpang lahir. Ketika si bayi berumur 1,5 bulan Ario-Ratih selesai S-2.
Bakat menulis yang dimiliki DeLiang diketahui saat Ario melihat buku harian anaknya. Yakni ketika DeLiang sudah sekolah di SD di Bristol, Inggris.
Ario dan Ratih memang kembali sama-sama dapat beasiswa S-3. Di Bristol, Inggris. DeLiang dibawa ke sana. Dimasukkan SD Negeri di sana. Berat. Belum bisa bahasa Inggris sama sekali.
Setelah DeLiang enam bulan di SD itu Ario dipanggil pihak sekolah. Diberitahu. Anaknya tidak mampu mengikuti pelajaran. Ario minta agar sekolah memberikan tambahan toleransi waktu.
Di tahun kedua DeLiang ternyata mampu mengejar teman-temannya. Bahkan dinilai sangat berprestasi.
Waktu DeLiang kelas lima SD Ario-Ratih sudah menyelesaikan doktor mereka.
Mereka pun pulang ke Indonesia. Berikut satu anak perempuan yang lahir di Bristol. Bahkan saat meninggalkan Bristol itu Ratih sedang hamil kali ketiga: hanya melahirkan di Trenggalek.
Ratih memang orang Trenggalek. Begitu lulus SMAN 1 Trenggalek Ratih kuliah di ITS Surabaya. Di jurusan informatika.
Ario sebenarnya ingin jadi dokter. Sebagai juara sekolah di SMAN Ternate ia mendaftar di FK Universitas Indonesia. Gagal. Lalu masuk teknik sipil di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
DeLiang tidak bisa tinggal di Bristol sampai lulus SD. Di kelas lima itu ia ikut pulang. Betapa sulit mencarikan sekolah lanjutan bagi DeLiang. Maka ia dimasukkan home schooling milik Kak Seto cabang Surabaya --bukan yang di Tangerang seperti tertulis di Disway kemarin.
"Saya pilih di Kak Seto karena sekolahnya hanya enam jam seminggu," ujar Ario. Ia ingin anaknya lebih punya banyak waktu bermain dan membaca.
Ibunda Ario seorang guru SD. Di Maluku Utara. Sudah pensiun. Ibunda Ratih juga guru SD. Di Trenggalek. Juga sudah pensiun.